Astaga Angkasa sudah membuat kekacauan di hari kedua Bintang bersekolah. Ia ingin hidup tenang melupakan masa lalunya kenapa sekarang Angkasa juga datang mengingatkan masa lalunya kembali. Bagaimana mungkin apa yang sudah dipendamnya harus dikorek ulang?
“Apaan sih! Ini cuma minuman nggak ada yang spesial!” elak Bintang
“Bintang! Yang dikasih minuman di sini siapa? Elu dan Cuma elu lainnya enggak! So?” jawab Trea
“Nah! Betul kata Trea. Di sini cuma elu yang dikasih Tang! Gue kagak padahal haus. Jadi, boleh minta kan?” ucap Bulan lugu. Memang benar Bulan sangat kehausan bahkan ketiganya.
“Eh, Bul! Itu minuman khusus buat B I N T A N G ngapai lu yang minum? Kembaliin!” Trea berujar, sudah gregetan dengan sikap Bulan. Teman terkoplaknya.
“Ya, maaf! Haus Trea mau beliin?” tanya Bulan.
“Beli sendiri sonoooo!” teriak Trea.
“HEH STOP! Ngapain kalian ribut sih ini cuma minuman. Nggak apa-apa kalau Bulan minta juga,” ucap Bintang menengahi kegaduhan temannya ini.
Di ujung lapangan Pak Wahyu sudah memandang tampang mereka sangar. Tajam matanya membuat semua muridnya begidik ketakutan. Bahaya! Alarm kegentingan sudah muncul. Gawat kalau Pak Wahyu ngamuk dua kali dihukum double!
“Kalian cepat ke sini!” Nah, kan. Pak Wahyu sudah mengomando mereka segera berkumpul dengan teman lainnya untuk mengikuti kelasnya.
“Baik, Pak!” teriak Bintang dan kedua temannya bersamaan. Bintang dan kedua temannya berlari menuju ujung lapangan. Olahraga masih kurang setengah jam, nggak mungkin mereka sia-siakan begitu saja.
Ngos-ngosan mereka sampai tempat pemanasan. Olahraga babak kedua dimulai. Setiap anak harus belajar untuk menendang bola, tidak cewek atau cowok sama. Setelah itu terserah bagi mereka untuk memainkan permainan yang ada atau hanya sekadar istirahat sambil menonton temannya yang bermain.
“Gilak! Tendangan gue tadi mantul banget!” seru Trea melihat tendangannya berhasi menjebol gawang.
“Iye dah lu keren. La gue melenceng ngenain Pak Wahyu! Parah! Untung nggak dihukum lagi,” curhat Bulan.
“Nggak apa-apa, Bul. Kapan-kapan belajar lagi. Siapa tau bisa mengenai kepalanya Pak Wahyu,” Bintang berusaha sok menaseati.
“Nah! Kalau ini gue setuju!” Trea semangat.
“Parah lu berdua!” Bulan cemberut.
“Yaelah, gini aja ngambek! Cemen lu!” ujar Trea.
“Udah ah! Mending istirahat yuk!” ajak Bintang.
Bintang dan kedua temannya akhirnya istirahat di tepi lapangan dan melihat teman cowok mereka bertanding dengan kakak kelas mereka. Jika dirasa perut Bintang mulai kambuh. Segera saja ia ke kamar mandi.
“Eh, Gais! Gue ke kamar mandi dulu, ya!” pamit Bintang
“Dianterin kagak?” tanya Trea
“Kagak, bye!” teriak Bintang dari kejauhuan.
Usai kepergian Bintang, Trea dan Bulan masih berlomba untung menyemangati kelas mereka.
"Ayo! Hajar! Tendang! Tinju!" teriak Bulan penuh semangatnya.
"Bul! Ini bukan ARENA TINJU" gedek sudah Trea. Semua penonton melihat mereka dengan tatapan tanda tanya.
Trea hanya mengumpat dalam hatinya. Benar-benar Bulan bego!
0 Comments:
Posting Komentar
Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!