Di Balik Sebuah Kisah
Oleh Veronica
“Sudah kubilang, ‘Jangan dekati
rel kereta api itu!’ malah nyelonong masuk ke sana!” ucap Cipta. Ia sudah
mewanti-wanti Kartini untuk tidak mendekati perlintasan jahanam itu. Tetap
saja, semua sia-sia belaka! Tini nekad! Cipta sudah tahu apa yang dipikirkan
wanita muda itu. Tini melewati tubuh Cipta begitu saja. Seperti tak ada yang
terjadi. Cipta seperti angin lalu.
Semenit setelahnya, tercetak surat
kabar dengan berita utamanya “Seorang perempuan Muda Tabrakkan Diri di
Perlintasan Kereta Api di Sumbergempol akibat Depresi”
“Tini-tini, Mas sudah bilang nggak usah ikutan!” kesal Cipta.
Rupanya ia lupa suaranya tak bisa didengar oleh Tini. Dia hanyalah arwah
penasaran yang berkeliaran di dunia. Akibat kematian bunuh diri membuat ia
terkurung di sini.
Ketikan yang berada di layar laptop itu terhenti. Tampak seorang
cewek yang sedari tadi menatap layar laptopnya sangat frustasi. Rambutnya sudah
kusut dan kumal ditambah pula lingkar hitam di matanya begitu mencolok. Sungguh
pemandangan yang mengerikan. Tiap satu paragraf yang dibuat cewek itu, dihapus
kembali. Sepertinya pikiran ia untuk meramu cerita terang redup. Sudah beberapa
metode ia coba tetap saja satu halaman tidak pernah penuh untuk malam ini. Ini
sudah Hari ke empat belas untuk dirinya begadang guna penyelesaian naskahnya
itu. Luar biasa, gila!
“Sial! Kenapa otakku mancet!” gerutunya.
“Hei ide! Keluarlah kau!”
giliran teriakannya yang keluar. Benar-benar suara yang memekakan telinga
seluruh penghuni rumah sang cewek. Bayangkan saja ia berteriak dengan suara
tiga oktafnya!
“Keyla! Apa yang kamu lakukakan! Ini sudah malam! Cepat tidur!”
giliran Tari, Mama Keyla meneriaki putrinya itu. Keluarga dengan suara lantang!
Aish.
Benar saja, saat ini pukul dua belas malam dan lusa naskah Keyla
harus disetorkan pada editor. Keyla bisa saja kehilangan pekerjaan yang
dicintai ini jika saban deadline tugas, ia terlambat mengumpulkan. Keyla memang
penulis terkenal namun ia mempunyai sisi buruk dengan menyukai keterlambatan.
“Iya, Ma!” jawaban itu yang diberikan Keyla atas teriakan mamanya. Keyla
kembali menatap layar laptopnya. Sesekali ia memejamkan mata agar bisa
menikmati pikiran liar yang ada dalam dirinya. Keyla memang ceroboh dalam hal
tepat waktu namun ia akan bayar tuntas dengan karya spesialnya. Keyla menatap
sengit layarnya dan mengetik dengan buasnya. Kali ini dia benar kapok membuat
novel tanpa outline dan inilah yang membuatnya susah menemukan ide dan
perencanaan lainnya. Ampun!
Keesokan harinya berita besar kembali datang "Penulis Cerita di Balik Sebuah Kisah Memutuskan Mengakhiri Hidupnya, Sayang Ia Masih tertolong." terpampang begitu nyata berita Kayla. Penulis berbakat yang sangad mempunyai kehidupan absurdya. Mungkin saat ini seluruh Indonesia akan tau ia seperti apa. Diedliner putus asa! Hah benar-benar menggelikan!
0 Comments:
Posting Komentar
Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!