Begal Air
Oleh Veronica
"Bentar aku mau cerita. Dengerin!" ujar Dea penuh semangat."Ah, elah! Cerita apa, sih?" Ucok penasaran.
"Tadi ada begal air!" Dea mulai bercerita.
"Hah! Di mana? Kok bisa? Korban selamat?" rentetan pertanyaan dikirim Ucok pada Dea, sebegitu penasaranya Ucok mendengar pembukaan cerita Dea.
"Hih! Makanya dengerin dulu!" Dea sudah sebal.
"Gini, tadi ... (Dea menlajutkan ceritanya.)
Flashback on
"De! Cepet nyuci udah siang noh! Entar lu telat!" Mak Widuri, emak Dea berteriak.
"Bentar, mak! Nanggung!" teriak Dea dari kamar.
"Elah! Bocah! Ini udah setengah tujuh! Cepet!" teriak Mak Widuri lantang.
"Iya, iya Mak! OTW nih!" Dea segera saja mencuci piring. Lumayan banyak piring yang dicuci. Secepat kilat ia mengerjakan semuanya. Jam menunjukkan pukul tujuh, pertanda alarm kuning. Hati-hati!
"Welagaseh! Udah jam 7. Kran air masih dipake pulak! Aha!" Dea yang panik itu menemukan ide bagaiman ia bisa mengatasi permasalahannnya ini.
"Fiuh ... akhirnya selesai juga." Dea lega. Aktivitas cuci-mencuci piring sudah selesai, saatnya ia mandi.
Dari kejauhan om Dea memanggilnya. "Deaaaa!" teriaknya begitu kencang, tampak omnya marah betulan.
"Lu begal air bener, De!" kata Om Parman.
"Lah! Kok bisa om?" Dea menggaruk-garukkan kepalanya yang tak gatal itu, bingung pastinya. Nggak usah ditebak.
"Itu kran air buat ngisi tangki di depan ngapa lu copot, hah!" selidik Om Parman.
"Mepet, Om! Dea udah mau telat! Jadi nyopot selang itu buat nyuci piring," kata Dea tanpa rasa besalah. Emang aslinya Dea dodol bin parah, sih. Nyopot selang nggak pernah bilang si omnya ini.
Selang air itu dari sanyo. Nah, yang Dea Pakai selang air buat aliran ke tempat cucian piring gitu.
Flashback off
"Nah gitu ceritanya, Cok! Gue yang jadi begalnya," tutur Dea.
Sedang Ucok yang mendengarkan perkataan Dea sudah mengusap wajahnya gemas.
"Jadi lu pelaku begal selang paman lo? Korbannya paman lo yang nggak bisa ngisi air?" Ucok memperjelas cerita Dea.
"Iya, Cok! Lucu kagak kata om gue, kalau gue begal air?" ucap Dea diiringi tawanya yang kian nyaring.
"Bodo! Gue pergi aja! Bangsut lo!" Ucok meninggalkan Dea dengan muka masam. Cerita apa-apain ini pikir Ucok.
"Loh!" Dea bingung kenapa Ucok pergi. Padahal katanya mau ke warung Mbok Ijak beli garam. Malah kembali ke arah tukang semen.
"Yawislah! Mungkin nggak jadi beli garam, jadinya beli semen," ucap Dea berlalu.
**Tamat**
0 Comments:
Posting Komentar
Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!