,

Awal Berkenal dengan IPNU IPPNU story by Veronica





AWAL JUMPA MENGENALMU


....
  “Hmm ... organisasi? Ribet ah!” pikirku pertama kali saat dikenalkan organisasi di kampus. Memang sih, awalnya aku tak suka sama sekali dengan organisasi. 

Organisasi menurutku hanya dapat membuatku menjadi semakin sibuk dan melupakan pelajaran. Pikirku dulu fokus satu pada satu hal AKADEMIK tidak muluk bukan? Lucu sekali aku dulu, terlalu ambisius pada nilai padahal nilai hanya sekadar angka bukan?
Tetapi, ada merubah pikiranku itu. Suatu pagi ketika ku berjumpa dengan kawanku satu kelas di kampus dimana saat itu, dia aktif di suatu organisasi ekstra kampus. Ia bilang kepadaku, “Ver, kamu beneran gak ikut organisasi apapun di kampus?” tanyanya.

      “Enggak Fin, malas ah.. gak seru juga,” kataku.

       “Eits ... kata siapa gak seru? Kamunya aja yang gak tau enaknya ikut organisasi, di sana nanti kita banyak teman pengalaman, dan ilmu juga!” katanya penuh semangat. Bicaranya saja sudah berbeda, seolah orang yang sedang berorasi bukan untuk mengkritik kebijakan pemerintah, tetapi seperti sales yang pintar sekali mengajak orang untuk mengikuti keinginannya itu.

        
    Memang benar temanku satu ini, Fina Cantika sudah lama ia ikut organisasi sejak semester awal. Ia membeberkan pengalamannya berorganisasi dengan berapi-api. Aku tak tau, kenapa ia begitu semangatnya. Sampai-sampai ku kira ia lagi dagang. Aku juga tahu, ia tak dibayar untuk itu. Semua perkataanya hanya terdengar rayuan, tak lebih ku dengar penjelasannya seperti angin berlalu. 

    Namun, ada satu hal yang membenarkan kata-katanya dan menjadi bukti bahwa dia menjadi aktif di kelas, ia sering bertanya dan menambahkan jawaban atas apa yang diketahuinya. Melalui sikap dia yang aktif itu, aku mulai penasaran dengan kegiatan yang dilakukannya. Aku penasaran juga kenapa dia menjadi tahu sebelum diajarkan oleh dosen. Dan ... karna aku penasaran itu aku pun mulai bertanya pada Fina bagaimana kegiatan di organisasi dan bagaimana bisa aku masuk organisasi itu.

Aku yang awalnya malas berorganisasi ini, tetiba masuk dalam kubangan itu. Kurasa inilah pengalaman pertamaku dalam hal organisasi kampus.

          1 tahun berjalan, aku fine saja. Organisasi ini juga ternyata banyak mengadakan kegiatan-kegiatan usai pelajaran kampus, ini pula yang membuat aku jadi sering untuk pulang malam. Meskipun begitu keluargaku tak mempermasalahkan itu. Karena dari awal aku ikut organisasi itu aku sudah ijin. Ada tambahan pengetahuan yang kudapat. Seorang yang apatis dan tak mau tahu ini, tettiba di buka matanya melihat isu-isu sosial dan perpolitikan ringan dan berat di kampus.

          Hingga tiba saatnya, aku merasa bahwa ini tak seperti awal pertama masuk ke dalam organisasi. Banyak intrik-intrik yang tak sesuai dengan jalan pikirku, semua tak seperti awal aku mengenalnya. Temaku yang pertama kali mengenalkanku pada organisasi itu malah semakin menghilang, dan jarang mengikuti kegiatan organisasi seperti dulu kala. Mungkin inilah yang dinamakan seleksi alam. 

    Aku pun terseleksi oleh alam karna egoku sendiri. Ah, padahal ini pengalaman pertama mengikuti organisasi kampus. Nyatanya ada kekecewaan di dalamnya, sebenarnya bukan salah organisasi yang kuikuti. Hanya sebagian oknum yang membuatku menjadi tak suka bergabung lagi. Siasat siasat dalam memperluas jaringan yang dibuat dan politik-politik yang ikut menyelesaikannya, itulah yang membuat egoku berkata untuk berhenti dan terseleksi untuk gugur.

    Kukira itu sudah cukup untuk menjajal pengalaman berorganisasi. Ternyata tidak, setelah ditimpa kebosanan. Rasanya jika tak melakukan kegiatan itu bukan lagi gayaku, entah mengapa kebiasaan untuk melakukan kegiatan diskusi, perkumpulan di organisasi lama itu masih terasa dan mempengaruhi kehidupanku. Sampai tiba, di mana kebosananku bersambut dengan tawaran dari teman desaku untuk berorganisasi di tingkat desa. Remaja-remaja desa di rumah dikumpulkan lalu diperkenalkan dengan "IPNU IPPNU". Ternya organisasi ini, sudah lama ada di desaku, sayangnya saat itu mati suri terlalu lama. Pengkaderisasian di kepimimpinan terakhir tidak dilakukan optimal, sampai akhirnya dihidupkan kembali oleh para pemudanya yang digerakkan oleh pengurus kecamatan.

         Aku mulai mencoba mengikuti semua kegiatan. Aku pun baru tahu jika IPNU IPPNU merupakan organisasi pelajar NU yang belandaskan ahlu sunnah wa al jamaah  ini merupakan organisasi keislaman bagi pelajar nahdhiyin. Banyak teman baru yang menjadi kawanku. Aku sudah tiga tahun tidak berada di desa, karna waktu SMA/MAN aku memutuskan belajar di luar kota. Tahulah bagaimana rasanya kembali di desaku, canggung karna nggak tahu harus ngapain.


Barulah setelah mengenal IPNU-IPPNU, banyak teman yang ku kenal, sanak saudara jauh pun akhirnya dekat kembali. Terutama, nanyak kegiatan yang menurutku bagus bagi kami para pelajar yang dapat mendekatkan pada keagamaan. Karena cara-cara nya untuk lebih paham tentang agama pun bervariasi. Semakin lama semakin hari aku semakin menyukai duniaku ini. Banyak sekali pengalaman yang berkesan dan hingga akhirnya aku menetapkan untuk lanjut di organisasi itu tanpa merasa ganjil.

    Bahkan, sampai tiba di waktu aku terpilih menjadi seorang ketua organisasi di desa. Sayangnya organisasi yang kutekuni ini bukan malah maju bahkan malah mengalami kemunduran. Alasan klasik yang kusebutkan hanyalah tentang kesibukan ini dan itu. Mengumpulkan para pengurusnya saja aku tak becus. Baru kumemahami menjadi seorang ketua itu mudah-mudah sulit, apalagi kita tak bisa memahami pemikiran anggota sendiri. Ya, pengalamanku ini mungkin sedikit buruk ketimbang pengalaman lain. Namun, dari sini aku banyak belajar dan memiliki pengalaman luar biasa. Berawal dari aku bukan siapa-siapa sampai aku maju ke panggung memberi sambutan di hadapan kepala desa. Ini bukanlah pengalaman yang mudah didapat, sebab itu aku akan terus mencoba dan mencoba lebih baik, tekadku.

    Entahlah, seasyik apa saat pertama kali aku terjun di desaku sendiri saat itu sampai aku terlalu lama bermain di dalamnya. Sampai lupa kwajiban utamaku yakni belajar. Namun dari semua pengalaman itulah aku paham arti tanggung jawab dan manajemen waktu sangat penting.


0 Comments:

Posting Komentar

Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!