,

Nasibmu Tergantung pada Usahamu

    



    

Pernah suatu kali mendengar sebuah quote dari  Zhou Fei, tokoh drama dan novel yang berjudul The Legend of Fei. Perkataan yang seperti ini, "“請記住,您的命運懸在劍尖上〜週飛 (“Qǐng jì zhù, nín de mìngyùn xuán zài jiàn jiān shàng.” Zhōu fēi) yang berarti "Ingat, nasibmu tergantung di mata pedang." Sedang mata pedang mengarah ke depan selamanya.

    Pedang di sini bisa diumpamakan sebagai jalan atau metodemu. Metode dalam bertahan hidup. Pedang juga bisa diumpakan jika kau sebagai petani ia menjadi sebuah cangkul. Bagaimana cara menjadikan cangkul berguna itu juga tergantung bagaimana cara kamu menggunakan. Di lain sisi, dalam ajaran islam juga disebutkan dengan jelas di dalam Al-Qur'an dalam surat al Baqarah ayat 286 yang berbunyi:

 

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

 

    Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

 

    Nasib kita, baik itu buruk atau bagus kita sendiri yang menentukan. Apa yang ingin kaucapai, apa yang ingin kauraih, apa yang akan kauperbuat, dan apa yang ingin ada dalam hidupmu. Semua berada di tanganmu. Jika kau mengeluh atas apa yang terjadi dalam hidupmu, lebih baik kautengok dahulu apakah ini memang benar kesalahan orang lain atau memang kau belum benar-benar serius untuk merubah nasibmu.

 

    Bisa jadi, segala kemalanganmu itu dari dirimu sendiri. Bukan untuk menyudutkan, tetapi coba kita melihat dari perspektif lain tentang dirimu. Jangan selalu menjadikan dirimu sebagai korbannya, karna kita tak pernah tahu jika kita bisa menjadi pelaku untuk kemalangan diri kita sendiri. Coba tanamkan dalam dirimu, "Nasibku tergantung bagaimana usahaku." Ini sangat berguna untukmu dalam memacu motivasi untuk selalu berusaha, tanpa terus mengandalkan orang lain. Sebab, kadang ada waktunya kita untuk mencoba melangkah terlebih dahulu untuk mencicipi rasanya. Rasanya berani bertindak dan tidak menunggu orang lain meraih kita.

 

    Tak selamanya yang kamu percaya dapat diandalkan, sebabnya kamu harus berani untuk memulai. Jangan menunggu menjadi urutan kedua, ketiga, dan seterusnya. Jika bisa menjadi pertama sebagai pencoba kenapa harus menunggu? Apakah sebegitu takutnya kamu untuk memulai? Padahal, permulaan adalah awal kita menuju hari baru. Kapan semua datang? Jika kau tak mendatangi terlebih dahulu? 

 

    Berani mengambil risiko bukan suatu kesalahan. Ini bukan kesalahan, jika nanti yang akan kamu lakukan dan mulai akan ada hambatan dan risiko. Itu memang tahapnya, jika nanti kamu berjalan tidak dapat dipungkiri akan ada kerikil yang berjejer di sepanjang perjalanan. Meski sudah hati-hati pula bisa menjatuhkan kita. Risiko dalam sebuah perjalanan adalah hal wajar, ambilah risiko itu dan minimalisir segala yang ada.

 

    Tidak masalah jika nanti gagal, setiap kegagalan akan ada cerita dan hikmah. Kamu tak perlu takut. Gagal dalam usahamu bukan berarti bakal gagal selamanya. Jika kamu takut gagal, kamu tak akan pernah memulai. Jika seperti itu, kamu hanya menggantungkan nasibmu pada orang lain. Bukannya nasibmu tergantung pada usahamu sendiri? Apa kamu lupa?

 


 

    Waktu yang tepat mengubah nasibmu adalah saat ini. Saat kamu baca tulisan ini, segera saja. Tak perlu ditunda. Keburu orang lain melakukan terlebih dahulu. Apa yang ada, kesempatan, rintangan, atau apapun ambil saja! Kamu perlu melakukannya sekarang, bukan besok atau nanti.

 

    Namun, ingat! Usahamu akan lebih manjur lagi jika kamu berpegang pada agamamu, Tuhanmu, dan nasehat orang tuamu. Pasalnya 3 hal itu mengandung spirit, hirah, dan semangat bagimu. Jika tidak ketiganya setidaknya dua di antaranya tetap kamu penuhi. Kamu adalah manusia, kita adalah manusia yang memiliki keterbatasan, perlu spirit yang kuat untuk menghadapi segalanya. 

    Ah! Apakah kamu sudah mencapai akhir kalimat yang kubuat ini? Tentunya saja sudah, bukan? Tetang percaya tidak kalimat yang kuketik ini itu urusanmu. Aku hanya ingin berbagi bersama dengamu. Aku pun masih mencoba, biar kita mencoba bersama agar dapat menikmati sukses bersama. Jangan kauambil hati kalimatku ini. Selalu seenaknya sendiri. 

Salam literasi!

 

Salam hangat 

 

Obral Kata Veve

 

Continue reading Nasibmu Tergantung pada Usahamu
,

Ada Cerita dalam Setiap Perjalanan



    Setiap orang memiliki perjalanan hidupnya masing-masing. Dalam perjalanan yang ditempuh, tentunya selalu ada cerita yang menemani. Cerita itu pun beragam, baik itu menyenangkan atau menyedihkan atau bisa jadi keduanya ada. Dalam kesedihan dan kesenangan yang ada, merupakan bagian dari sebuah perjalanan hidup yang telah dialami.

    Kesadaran untuk bertindak akan terjawab setelah melalui beberapa cerita panjang dalam perjalanannya. Dan, yang kutahu pasti: aku, kamu, kita, memiliki cerita. Bisa berkaitan di antara kita, bisa juga tak ada kedekatan sama sekali. 

    Tentang perjalanan yang suka membuat muram juga bersemu merah, ada kalanya penyesalan mendadak datang. Bilamana apa yang diinginkan tak sesuai dengan kemauan yang ada. Jika dalam ceritaku ada penyesalan terhadapmu, tentang bagaimana harusnya aku berlaku. Terlalu membucin, kata sebagian orang. Ah! Kadang ini memang tak bagus, mau berhenti untuk sewajarnya tetapi kenapa terlalu susah.

    Harusnya penyesalan terbesarku tentang bagaimana cerita hidupku sendiri yang semakin semrawut. Bagaiamana cara mengubahnya agar keluar jalur semu itu. Bukan malah mengubek-ngubeknya hingga tergiur oleh kefanaan yang ada di dalamnya.

    Sebenarnya, yang harus kupahami jika ini adalah ceritaku kenapa harus berpusat di kamu?

    

Bukankah sebaiknya semua kufokuskan pada peranku dalam perjalanan hidup ini. Bagaimana diri menikmati kehidupan dengan secangkir kopi dan buku yang ingin kubaca. Salah! Terlalu datar jika hanya ini saja. Bagaimana jika ceritaku ini berfokus pada caraku menghadapi tantangan yang ada?

    


Tentang kehidupan yang akan selalu tetap datar jika tak menemui tantangan yang dihidangkan, hanya berhenti pada zona nyaman semata. Ini sebenarnya kurang baik. Karena hidup akan memiliki cerita indah jika kita melaju, bukan diam dan berhenti pada jalur aman.

    Bagaimana? Masih ada waktu untuk mengubah cerita hidupmu sendiri agar lebih menarik untuk diulas jika ada teman atau keturunanmu yang memintamu untuk bercerita di masa senja nanti. Lebih baik jika kita bercerita tentang indahnya petualangan dalam meraih jati diri. Tentang bagaimana mengangkat diri yang telah lama terjerembab dalam bayangan semu. Bukan hanya tentang ceritaku terhadapmu saja. Karna aku khawatir jika nanti ini ditanyakan aku tak bisa menjawabnya. Sebab, ceritamu dan aku hanya aku saja yang memilikinya. 

    Ini bukan malu jika bertepuk sebelah tangan, ini ... bagaimana aku menjelaskan? Ini tentang bagaimana aku tak akan malu jika aku hanya berfokus di kamu saja lupa dengan kehidupanku lainnya. Maka dari itu ceritaku tentangmu kusimpan saja sendiri. Kualihkan fokusku pada tantangan yang akan kuhadapi, seperti kataku tadi. Tidak menyenangkan hanya mengikuti zona nyaman. Harus ada pergerakan lain.

    Buatlah sebanyak-banyaknya cerita hidupmu. Jadikan sebagai kisah fantastis yang bisa kau rangkum dalam sebuah buku. Tak hanya dinikmati olehmu saja juga orang lain yang mungkin mendapatkan kemanfaatan dari ceritamu. Tak akan sia-sia juga jika ini dapat menjadi cerita yang berdaya.

    Jika nanti kau bertanya tentang ceritamu di kehidupanku, kita akan bahas sendiri bersama dua cangkir kopi yang menemani. Kali ini aku ingin mereka tahu tentang perjalanan hidupku yang lainnya. Kamu tak akan marah tentang itu, bukan?

    Kita semua memiliki cerita masing-masing, sekarang saatnya bercerita bagaiamana menjalani hidup yang kadang menjadi pasti di masa sekarang juga bisa berubah menjadi tak masuk akal di masa mendatang. Aku meminta kalian semua menuangkan masing-masing kisah kalian dalam sebuah tulisan. Teruntuk kalian yang membaca tulisanku, aku menantang kalian bercerita tentang perjalanan hidup kalian!

Aku juga akan memulai bercerita kembali lain kali. Untuk saat ini, kita buka dengan tulisan semrawut ini. Pembukaanku memang acakadul, mohon dimaklumi.


    

Continue reading Ada Cerita dalam Setiap Perjalanan
,

Cerpen : Lara Menuju Bahagia

 


Lara Menuju Bahagia

Oleh Veronica

 

“Kamu mau jadi apa! Pengangguran! Tidur saja kerjaannya, ah ... itu juga nulis nggak guna!” teriak Surti

Sundari hanya diam menanggapi ocehan emaknya itu sudah hari-harinya ia menyantap cacian dari ibunya. Bahkan sebenarnya ia bukanlah pengagguran. Ia adalah semester lanjut sudah tahap kritis yang terpaksa dan harus menyelesaikan tugas akhirnya, jika tidak D.O akan menghantuinya. Sundari tahu konsekuensi apa yang akan didapatnya. Keiinginan kuatnya menjadi penulis kadang membuat pikirannya untuk fokus pada satu hal itu. Ambisius katanya.

Padahal setiap hari ia mengerjakan tugas akhirnya, namun selalu ada kebingungan yang dirasa. Bukan masalah tidak bisanya. Tetapi, masalah yang menjonggol di otaknya. Statement yang mendekte dia bahwa ini bukan keahliannya. Ini tidak sesuai keinginannya. Terus kenapa diambil, Sun?



“Tiap hari aku coba ngerjain. Pagi siang malam tak coba paham, tetap aja aku merasa dodol. Apes!” gerutu Sundari.

Ia berbicara pelan takut emaknya tahu bisa digibeng dia. Sundari tipe cewek yang malas bergaul suka sembunyi di kamar, ini juga yang menyebabkan dirinya tidak bisa mengerjakan tugas akhirnya. Tak mau bertanya. Usahanya lewat online saja. Semua butuh bukti nyata bukan hanya chatting semata.

“Memang seharusnya aku benar-benar turun tangan!” Mas Ojim kakak satu-satunya Sundari.

“Apaan si, mas! Aku bisa sendiri!” tolak Sundari

“Bisa gimana, Sun? Dari tahun kemarin aja belum selesai! Fokus, Sun! Nggak usah mikir nulis dulu, bisa? Mak capek dengerin orang-orang bicarain kamu. Mak malu!” teriak maknya.

Sundari hanya bisa menunduk, ia tak dapat mengatakan apapun lagi. Dia tahu dia sudah mengecewakan maknya dengat sangat. Dia tahu dia tak bisa leha-leha untuk berdiam saja. Dia harus mematahkan egonya sendiri. Membiarkan akalnya berpikir bukan hati saja. Diputuskannya besok ia akan menemui dosen pembimbingnya. Berharap amarah dosen pembimbingnya pun tak terlalu ketara saat bertemu dengannya. Sudah berkali-kali Sundari di What’sApp temannya untuk hadir setiap bimbingan. Namun banyak alasan untuk bilang tidak siap. Kalau setiap ketemu bilang tidak siap, kapan selesainya?

Malamnya ia begadang mengerjakan revisan yang sudah dicatatkan oleh dosennya. Semangat dia seketika melambung naik. Tekadnya sudah di upgrade rupanya biar tak tertinggal dengan teman-temannya yang sudah bekerja atau pun melanjutkan study-nya.

“Oke! SEMANGATTTT!” teriak sekuat tenaga. Orang orang sudah tidur jadi tidak mungkin ada yang berkomentar tentang suaranya tadi. Semua orang di rumahnya terlalu terlelap  dalam tidurnya, nggak bisa diganggu termasuk Sundari ini.

Buku-buku yang dipersiapkan tahun lalu sekarang dibukanya kembali. Mengaitkan teori-teori yang tepat untuk penelitiannya. Ia juga membaca buku-buku tentang jenis penelitian yang diambil. Agar lebih mantap jika ditanya sang dosen. Ia harus bisa menjawab sumber yang ada.

Pagi-pagi sekali ia berpamitan pada ibunya. Rencananya hari ini ia akan memulai bimbingan perdananya setelah sekian lam mancet total. Tadi malam ia sudah menghubungi dosepem-nya dan kebetulan Belaiu bisa untuk membimbingnya hari ini.

‘Tok!’ ‘Tok!’ “Tok!’

“Selamat pagi!” ucap Sundari. Walau sedikit gugup ia coba sekuat tenaga untuk tak membuat mentalnya jatuh. Ini konsekuensi yang didapatnya. Saat ini ia harus berani dengan apa yang sudah diperbuatnya.

“Pagi! Silakan masuk!” Bu Haryani menjawab. Terlihat pula tampang tak sukanya. Ini ketakutan yang dipikirkan Sundari sejak dini hari tadi membuatnya mules keluar masuk wc bekali-kali.

“Bagaimana? Sudah, siap? Repot sekali, ya mbak?” rentetan pertanyaan keluar dari mulut Bu Haryani selaku dospemnya itu.

“Maaf, Bu. Saya sudah absen lama dalam bimbingan kali ini saya tobat. Sudah kritis soalnya.” Jawab Sundari

“Makanya kalau ada bimbingan ikut! Nggak keteteran kayak sekarang! Saya juga ngerusin yang lain!” sewot Bu Haryani

“Sekali lagi saya minta maaf. Saya akan bersungguh-sungguh,” yakin Sundari. Ia menyerahkan draft babnya.

“Ini banyak yang salah. Sudah saya tulisi. Baca! Perbaiki. Punya kamu banyak teori tapi sedikit kesimpulan dari penulis, GAP-nya ditambah jangan hanya satu.” Jelas Bu Haryani.

Meskipun awalnya ia merasa takut untuk sekarang ia malah merasa bersyukur. Ketakutan selama ini sudah dibabatnya sendiri. Ia makin rajin untuk melakukan bimbingan. Ia tak mau kuliahnya selama empat tahun ini sia-sia. Setiap hari ia tekun mengerjakan revisian yang ada. Hampir setiap malam ia begadang. Targetnya harus tercapai.

 

 

Kini tiba saatnya ia harus beriap-siap untuk acara wisudanya.

“Sun! Cepetan sudah terlambat mas nggak mau nanti ngepot dijalan. Mobilnya bapak sudah dipanasin. Ayok!” teriak Mas Ojim.

“Iya, Mas! Tungguin make sendal ini susah amat!’ tak ingin kalah ia berteriak kencang juga.

“Cepet! Ato tak tingal!” gertak Mas Ojim

Ini yang wisuda Mas Ojim atau aku, sih! Pake acara mau ditinggal. Emang kalau namaku dipanggil Mas Ojim mau maju? Gerutunya dalam hati.

Sundari cewek yang sekian lama terkuku oleh ketakutan dan keegoisannya kini bisa mendapatkan gelarnya. Usaha yang dilakukannya tak sia-sia sama sekali.

Teringat pula ia penah jatuh sejatuhnya yang membuatnya lupa pada tujuannya. Dia benar-benar terluka kala itu.

“Sun! Hubungan kita nggak usah dilanjut aja. Aku sudah mempunyai pengganti!terang Zulkifli pacar pertama Sundari

“Kamu putusin aku gegara selingkuhan kamu? Tega!” Sundari teriak. Ia tak menyangka orang yang disayangi menusuknya setajam ini. Lebih tepatnya dua orang yang disayangi, sahabatnya juga pacarnya.

“Kamu itu ribet! Nggak kaya Alfi bisa paham aku.” Zulkifli menambahi alasan putusnya.

“Sudahlah aku pergi!” Zulkifli berlalu dengan menggandeng Alfi. Kalian tahu ekspresi apa yang ditampakkan Alfi tersenyum senang atas kekalahan Sundari untuk mempertahankan hubungannya.

Sundari masih terpaku di sana. Di tepi sungai yang menjadi saksi bisu atas kehancurannya. Berbulan-bulan sundari tak mau memikirkan dirinya yang dilakukannya hanyalah melamun dan menonton film. Sampai suatu saat temannya mengajakknya untuk mengikuti lomba cipta puisi tak menyangka pula ia mendapat predikat Juara 1. Di situ ia menemukan pelampiasan yang tepat untuk putus cintanya. Ia merubah angannya yang menjadi guru biasa menjadi penulis. Setiap hari ia mencari info-info tulisan. Ia lupakan tugas akhirnya sampai emaknya bertindak tegas untuk itu.

SUNDARI PUTRI ANGGREINI LULUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS DINYATAKAN CUMLAUD PREDIKAT PERTAMA”

Mendengar namanya disebut lamunannya pada masa kelamnya buyar. Ia dengan napas panjang akhirnya tersenyum lega. Pelan-pelan ia berjalan ke atas panggung untuk sekadar mengucapkan sambutan dan terima kasih.

Benar, kegagalan bukan untuk ditakuti. Sebab darimana datangnya pengalaman jika tak pernah untuk mencoba. Tak masalah jika pertama kali kamu merasakan ketakutan untuk melangkah. Namun, selanjutnya ketika kau sudah memulai langkah pertama kamu akan berani melanjutkan langkah kedua dan selanjutnya. Orang yang gagal akan menjadi orang yang sukses, ketika mau bangkit dan terus mencoba. Tidak hanya diam dan menunggu keajaiban datang. Seperti tekad Sundari, yang mau bangkit atas kegagalannya. Mau mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas apa yang sudah dikerjakannya.


Sebabnya dari kita, mari berusaha terus meski kadang gagal dan jatuh datang mencoba membuat mundur kita. Tetap berani maju, oke?

Selesai

Tulungagung, 5 Februari 2020

 

 

 

Continue reading Cerpen : Lara Menuju Bahagia
, ,

KOSONG

  


  Ini hanyalah tulisan kosong tanpa makna, hanya sekadar curhatan belaka jika si penulis bingung untuk menulis apa. Bingung menuliskan cerita apa dan tentang hal apa. Sebabnya, ini kosong tanpa makna. Maka dari itu, tak usahlah tuk dibaca, sebab akan sia-sia.


    Apa yang terpikir masih rancu, semuanya terasa rumit, terasa hampa dan hambar. Tidak berselera untuk diungkapkan. Semua hanya kumpulan kata yang tanpa sengaja berbaur menjadi satu dalam sebuah post tanpa makna.


    Jika kalian tetap ingin membaca, itu terserah saja. Terpenting sudah diingatkan sejak awal jika ini kosong. Bukan apa-apa. Bukahkah kalian akan merugi membacanya? Cukupi saja sebab ini kosong.


    Berada dalam fase dimana "Writer's blog" memang menyebalkan. Mancet ide dalam menulis hanya akan membuat diri semakin malas saja menulis, kurangnya bacaan yang dibaca dan pengetahuan yang didapat akhirnya menjadikan tulisan kosong tanpa makna. Penulis pun berakhir memiliki mood yang rusak.


    Ini adalah tulisan paling menyebalkan yang tertulis. Seperti deretan kata tanpa tujuan. Ngalor-ngidul tanpa ada sasaran. Padahal dalam menulis pun harus memiliki tujuan dan amanat yang jelas. Bukan "korlis" alias sokor nulis. Iya, memang menulis tetapi ... jika ditanya apa yang ditulis tidak tahu. Jika ditanya apa yang bisa diambil dalam sebuah tulisan yang telah dibuat, bingung dengan apa jawaban seharusnya.



    Bagaimana lagi, menulis hanya karena keterpaksaan. Jadi, hanya sebagai tuntutan bukan keinginan. Mungkin maunya nulis kaya penulis yang tenar, tapi untuk membaca saja tak mau. Observasi saja ogah-ogahan. Akhirnya acak-acakkan yang dibuat. Jadi kosong.


    Kalau mau menulis malah nglantur seperti ini, ya namanya penulis abal-abalan suka nulis sakarepedewe. Balada penulis musiman, sukanya nulis pada hal yang sedang tenar semata. Jika, tak ada berita malah membuat berita yang semena-mena hanya untuk mendrobrak viewers bukannya kasian pada pembaca yang terkena rayuan headline tanpa isi? Clicbait mencari keuntungan tanpa ada kemanfaatan kedua belah pihak. Menghabiskan waktu berharga pembaca, sungguh ironisnya dunia.


    Lah, kan dari awal sudah kukatakan ini omong kosong belaka kenapa dibaca berkala? Kamu merugi aku yang tertawa. Kuulangi lagi ini hanya kosong semata buka apa-apa. Jangan marah begitu, wajahmu malah memerah.


    Menulis bukan masalah rupa, banyak diksi namun kurang isi. Menulis itu seni, ada isi juga diksi. Ada deskripsi yang merujuk detail juga eksplorasi yang membahas penjelasan. Tak lupa menulis juga memiliki persuasi yang bersifat ajakan. Kalau tulisan ini hanya buntelan nasi tanpa seni. Apalagi isi, kan ini tulisan kosong!

Sekian, dari penulis korlis. Mohon permisi jangan emosi.


Salam literasi

Aku cinta kalian

Jangan lupa membaca penuh isi, jangan cuma berimajinasi.

    


Continue reading KOSONG
, ,

Tentang Setia, Kadang Suka Terluka



 Pernah mendengar kalimat, "Setia itu mahal!"? Bagaiamana menurutmu, benarkah seperti itu? Apa yang membuatnya mahal? Pernah setia terhadap seseorang? Bagaimana rasanya?


Namun, sudah taukah apa itu setia?
    Jika merujuk pada KBBI, setia berarti berpegang teguh, teguh hati, taat, dan patuh. Setia bisa pada janji, pendirian, atau pada ikatan, dan sebagainya. Jika setia memiliki arti yang sangat luar biasa seperti itu, bukankah memang benar setia itu mahal? Sebab setia penuh dengan keloyalan dan kepatuhan.


Semahal itu kenapa suka terluka?

    Kenapa setia harus dibayar luka? Kenapa dalam hubungan percintaan yang paling mencintai suka sekali menjadi yang paling tersakiti sebab terlalu berpegang teguh pada hubungannya? Tak mau berpaling pada yang lain meski sering terkhianati?


    Kadang pemikiran yang seperti itu sering sekali masuk ke dalam otak kita, kembali membuat semua terlihat rumit dan cukup membingungkan. Tentang hubungan, percintaan, dan kesetiaan yang sering menaburi luka pada pemiliknya.


    Tapi ... bukankah cinta tanpa tapi dan imbalan, lalu ketika kita benar menggunakan setia dalam hubungan dan terluka, kenapa harus menyalahkan orang lain? Saat itu benarkah ada cinta di hati kita? Atau sekadar suka dan obsesi belaka?

    
    Setia, kadang suka terluka sebab di dalamnya penuh harap sebuah imbalan untuk mendapatkan hal yang sama seperti apa yang kita lakukan. Terlalu fokus pada timbal balik, sampai lupa dengan rasa yang sebenarnya di hati. Menghitung jumlah kesetiaan? Lalu, meluapkan saat kita merasa tersakiti.
Bukannya kita sendiri yang memilih untuk setia? Bukannya sudah tau apa itu setia? Kenapa sekarang harus menyerang balik?



Jika kau tak ingin terluka tetaplah mencintai dengan tanpa tapi dan sebab, tetaplah setia pada yang kau cintai tanpa meminta timbal baliknya. Gunakan ketulusanmu, bukan akal bulusmu. Gunakan hatimu bukan emosi dan obsesi.


    Walaupun begitu, untukmu yang hanya menerima kesetiaan ... bukankah dalam hubungan itu ada kata "saling"? Kenapa kau tak juga setia? Kadang ini sangat menyebalkan jika kau tak merasa cemas tentang pengkhianatan yang kau buat. Melupakan segala hal yang telah diperbuat dari orang yang mencintaimu tulus, ah itu benar-benar membuat kacau.


    Pernahkah kau berpikir sebentar, jika orang yang selalu berada di sisimu bisa bosan dan pergi karna sifat semenamu ini?
    Jika tidak kau benar, luar biasa kali ini! Kau benar hebat melakukannya, karna hatimu sudah kau tutupi.


    Kembali pada kalian yang selalu setia, tetap tulus tanpa harus menunggu mendapatkan kesetiaan. Sebab, suatu saat kau akan mendapatkan itu. Jangan ragu untuk selalu setia.

Kala rasa telah menemukan tuannya

Gejolak asmara kian membara

Menuntun takdir untuk bersama

Mulailah bahagia melanda


Meski temu tak menentu

Tak pernah kumeragu tentangmu, Tuan

Tak pernah sekalipun mencari sandaran baru

Sebab mencintaimu adalah keikhlasan

Tulungagung, 21 Januari 2021

 Bertepat pada tanggal 21 tahun 21 dan abad 21. Aku menuliskan puisi untukmu yang sedang jatuh cinta dan menetapkan kata setia sebagai penguatnya. Padamu pula yang merindui sang kekasih, sebab tak mau beralih, semoga tetap kuat. 



Continue reading Tentang Setia, Kadang Suka Terluka
, ,

Kenapa Meyerah?

  Apakah dunia ini terlalu sulit bagimu? Sampai kau rasa semua mata menghakimi dirimu. Seakan memaksamu untuk berhenti dari apa yang kau lakukan. 

Memberimu duri dalam setiap kali langkah yang kau buat. Kau merasa kalah dan tak tahu harus berbuat apa. Begitu, kan yang kau rasa?


    Segala pijakan kau pijak runtuh seketika, membuat limbung dan terjatuh. Kau merenung lalu berdiam diri, menangisi segala apa yang terjadi. Kau frustasi, dan segera ingin mengakhiri hidupmu sendiri. Sayatan di tangamu sudah banyak, tetapi kaurasa itu belum bisa menghilangkan segala rasa sakit di dada.


    Ini menyesakkan, untuk bernapas saja harus kesulitan. Semua beban terasa di pundak juga pikiran. Kau sekali lagi bertanya pada dirimu, "Apa yang harusnya kulakukan? Kenapa aku selalu gagal untuk menjalani segala inginku? Apa harus ku akhiri?".

Dalam hal ini, kau selalu ragu dalam memutuskan benarkah siap menanggungnya jika segalanya diakhiri?


    Kau selalu ragu dalam hal itu, hingga banyak luka yang ada di tubuhmu. Kau masih takut meninggalkan semua yang ada di dunia. Takut akan hukuman, takut akan kepergian, takut akan kekhawatiran orang yang akan kau tinggalkan. Itu semua ketakutanmu.


Sebabnya. sekarang aku akan bertanya, "Kenapa menyerah? Apakah duniamu benar-benar runtuh?"

    


 

Kau tak harus melakukan itu semua, kau tak perlu memikirkan kematian yang akan kaubuat jika kau gagal kali ini, jika semua rencana tak sesuai dengan pengharapanmu, jika banyak cacian yang kaudapat, dan jika tak ada yang mendukungmu untuk bangkit.

 

    Kau tak perlu merasa dirimu harus dikasihani orang lain, mengharapkan uluran tangan dari orang lain, mengharapkan rasa iba dari orang lain, mengharapkan semangat dari orang lain. Kau tak perlu! Apa yang kau harapkan dari manusia? Tak selamanya yang ada di sampingmu tetap mendampingimu selalu bahkan mempercayaimu atau mendukungmu. Jangan menunggu harapan dari manusia!


Apa salahnya jika kau tak bisa melakukan?


Kau tak salah dalam hal itu, kau tak salah juga jika kegagalan masih menempelimu, jika semua kesengsaran senang menggelayutimu. Tenang saja, masih ada proses yang akan berlanjut dalam titik nadzirmu ini. Jika kau tak kuat, MENANGISLAH SEKENCANGNYA, KELUARKAN SEGALA BEBANMU. Tapi, jangan sampai kau mengakhiri hidupmu sebelum kau sukses melakukan apa yang kau mau.


    Bukannya kau masih ingin merasakan apa yang namanya sukses, yang sudah dirasakan orang lain? Jika mereka bisa menikmati itu, bukannya sedikit menyebalkan kau tak mencicipi juga. Tentunya dari hasil kerja kerasmu. Ya, dari segala rasa yang telah kau rasakan kau akan temukan jawaban dan mimpi yang kau cari itu.


Lalu, ketika kau ditinggalkan oleh segala kepergian yanga ada, semua orang yang kau cintai telah tiada. Apakah kau harus berhenti juga?


    Setelah kau berjuang sekuat tenaga, dan kau hampir melakukan apa yang kaumau, kau akan berhenti? Merelakan segala yang kau lakukan. Segala proses yang kau jalani akan sia-sia. Kau tau betapa kecewanya mereka, jika kau menyerah begitu saja. Kau menyia-nyiakan hidupmu karena kaupikir peganganmu sudah hilang. Padahal kau masih mempunyai itu.


    Meski tak terlihat kau masih mempunyai, kau masih bisa memegang segala kenangan yang ada saat kau bersama mereka, kau masih bisa berpegang pada Tuhanmu, kau masih bisa menunjukkan pada mereka. Karna bahagiamu akan membuat mereka lega.


Kau mengerti sekarang, kenapa kau tak seharusnya menyerah? Kenapa tak seharusnya menyia-nyiakan hidupmu kali ini?


    Karna kau belum mencicipi suksesmu, kau kau belum berbahagia kembali, karna anganmu masih panjang, dan karna ada orang yang selalu menunggu kamu bangkit dan berjuang kembali. Entah, siapa itu. Ada, pastinya orang yang menunggumu kembali. Menunggumu tersenyum bahagia dengan gengggaman yang kuat.


Kutegaskan padamu, kau layak memperjuangkan hidupmu!


Continue reading Kenapa Meyerah?
, ,

Jika Kita Bukan Sebuah Takdir

 



    Kebersamaan yang kita jalani, begitu mewah kurasa. Rintangan-rintangan telah kita lalui bersama. Tangis bersama pula sudah sering kali kita rasakan berdua. Mengenang awal jumpa, membuat semu merah di pipi kian merona. Sebab, adanya kita memang tak terduga. Berawal dari kegemaran yang sama kita dipertemukan.

    Tingkah konyolmu itu membuatku terus tertawa, entah kau sengaja melakukannya atau pura-pura. Bagiku kau sungguh tulus melakukannya. Di antara tawamu, kau menggenggam seribu misteri yang kutak tahu apa itu. Kau itu aneh tapi kusuka. Kau jahil, tapi kunikmati segala kejahilanmu. Kau tak pernah malu saat berjejer bersamaku. Kauanggap tuan putri bagimu, begitu luar biasa kau jaga diriku.

    
Aku pernah bermimpi, bagaimana jika akhirnya kita akan menua bersama. Mungkin, ini akan menjadi kisah hidupku yang sempurna. Caramu menghargaiku, caramu mencoba mengerti apa yang kurasakan, kau selalu berusaha terbaik untuk itu. Jika ini benar terjadi, akan menjadi kisah utama yang akan kuceritakan pada anak-anak kita. Hingga kisah ini melegenda sepanjang masa di keluarga kita, sampai kita tutup usia bersama.

    Sayangnya takdir kita bukan menua bersama. Kita memang selalu bersama, suka-duka tak pernah kita lalui sendirian. Selalu ada kau dan aku untuk bertahan di tengah badai yang ada. Kisah kita terlalu manis, sampai melupakan akhir apa yang terjadi nanti. Kita terlalu senang secara dini, sampai-sampai melangkahi takdir yang ada.

    Pada saat bahagia menyelimuti kita, kejadian tak terduga datang. Kita dihantamkan oleh kenyataan, jika kita bukan sebuah takdir.


    Kita adalah sebatas kata mampir kemudian berakhir pada kata sendiri saja. Tak ada kata berdua atau bersama, seperti tamu spesial yang mana ada tenggat waktu juga untuk melakukan perpisahan. Bersama daun gugur, kau pergi untuk selamanya. Tak lagi bisa ku pandang seperti sebelumnya.

Untukmu, kupersembahkan sebuah " Bait-bait Perpisahan "

Gugur satu demi satu daun
Temani tangis yang mengalun
Genang airmata telah jatuh
Pertahanan sudah runtuh

Kenang tetiba mulai mengangkasa
Hadirkan lagi rasa lama yang ada
Aku terluka, tentang kita tak bisa bersama
Dan, jika kembali hadirmu bukannya itu keajaiban nyata

Lagu, aroma, tempat, segala kenang kita
Sudah sering kurindui saat sore tiba
Harap kau kembali lagi
Nyatanya kau sudah pergi

Tiap kali sosokmu kutilik pada gawai
Tetes bening membasai pipi
Ingatkan tentangmu samar samar pergi
Benar, kau sudah tak di sini lagi

Lagi, aku menangis sendiri 
Dalam kenang tentangmu, selalu tentangmu

Tulungagung 14 Januari 2021


______________________________________
    Puluhan kata terukir di sini, sebab karena sebab. Aku tak bisa menjabarkan tulisan ini berawal dari apa. Hanya saja tulisan ini kubuat untukmu yang sedang mengenang pergi, tentang hadir yang harus pergi dan tak kan kembali lagi.

    Untukmu yang merasa sendiri, mari kita merangkul bersama. Benar, kehilangan membuat diri kita seperti setengah mati. Menahan sesak yang tak kunjung damai lagi. Memaksa betahan, meski kaurasa tak mampu melakukannya. Ingat kali ini kita bersama. Bukan kau sendiri yang akan menikmati pedih di hati. Kita ada di sini membagi beban bersama, agar lega cepat datang.

Ingat, meski dia pergi kau harus tetap memperjuangkan hidupmu. Kau harus kuat. Tahan sedikit lagi, oke?

Continue reading Jika Kita Bukan Sebuah Takdir
, ,

Mengikis Luka Bersama, Menyemai Bahagia Berdua

    

 

Tentang dua manusia yang menatap pada lara, memulai untuk saling bicara. Mengenang segala pahitnya lalu selalu mengiringi tiap jejak langkah untuk bergerak maju. Menghabat lajunya langkah, membuat semakin nelangsa. Sungguh seperti drama melodi yang rusak.

    Kita dua manusia, meratapi nasib yang tak mau berpihak pada kata bahagia. Memberikan suntikan patah hati tiap kali rindu menggebu, meminta ulasan kisah lama menjadi kembali nyata. Tentang bahagia bersama dia yang pernah kita cinta. 

    Menelisik, betapa lara selalu membersamai. Berikan jeda sebentar, membuat kita menjadi sering menggunakan kata "pernah" untuk alasan memahami satu sama lain. Terurai pula sekat antara kita, kemudian tiada, lalu mendekat. Membuat kita menjadi erat.

    Tentang kita dua manusia yang mulai menenun kembali kata cinta, merajut asa bersama. Meski, sedikit ragu dalam bertindak, sebab luka pernah dirasa memberikan efek cemas kala ketakutan untuk jatuh pada lubang yang sama datang. 

    Harap-harap cemas, akhirnya kita keluar pada kelam yang selalu menghantui. Berpijak pada harapan yang mulai disusun bersama, kita berikan ulas senyum tuk buktikan bahwa kita bukan lagi sepasang hati yang mata. Sebab, kita adalah sepasang manusia yang sedang berjuang bersama.

    Bahagia mulai kita ciptakan, kabut sendu semakin samar. Hilangkan ragu perlahan, kita melangkah sedikit demi sedikit. Bersama tiap langkah yang selalu kita eratkan pegangan tuk yakinkan pada kekuatan yang ada. 

    Kita, kini menjadi dua manusia, bernapaskan lega. Menghirup udara dengan bebas, teriakkan "Berani" dengan lantang. Tantang dunia, kita tak akan kalah pada medan perang yang ada. Jika lelah, kita putuskan memberi jeda lalu memuat ulang segala asa yang tersematkan pada dada setiap diri kita.

    Jika esok datang, misteri menghantui, kita tak lagi gentar. Sebab, kali ini kita datang bersama namun berperinsip pada masing kita. Sebagai usaha kala kita harus berpisah tak akan ada luka yang harus dikhawatirkan lagi.

    Memang kita bermula pada rasa luka yang sama, ditinggalkan dengan cara berbeda namun pernah memahami arti rasa sakit keduanya. Bukankah ini adalah takdir kita?

    Tentang kita yang kembali ada, tak perlu cemas akan perpisahan, Akan ada waktu dimana temu akan menunggu. Tak perlu bersikap keras pada diri untuk tak jatuh cinta. Sebab ancap kali ini kamu merasa sakit yang tak dijabarkan ingatlah kenangan yang menjadikan sebuah pelajaran bersama,

Aku, kamu, dan dua hati yang sedang patah.
    

Salam hangat!
Salam Cinta!
Salam literasi!!!


Continue reading Mengikis Luka Bersama, Menyemai Bahagia Berdua

Mendongeng: Sarana Pembentukan Karakter Anak


 Sudah sering mendengar kata mendongeng? Apa yang terlintas dalam pikiran kalian tentang mendongeng?

    Ya, sering kali mendongeng berkaitan dengan cerita, anak-anak, dan olah suara yang bisa berubah menjadi apa saja.

    Tepat pada tanggal 7 Januari 2021 ini, YPM (Yayasan Pendidikan Muslimat) NU di Kabupaten Tulungagung mengadakan webinar dengan tema yang sama seperti judul di atas. Pemateri kali itu tidak kalah hebat, Ibu Dhiana Kurniasari C. S.Hi., S. Pd., yang dimana beliau seorang pendongeng, penulis, juga pengajar TK. Pengalaman mengajar beliau pun tidak diragukan lagi, seluk-beluk dalam mengajar sudah tentu diketahuinya.
    Kembali lagi masalah hambatan yang ada pada masa pandemi, tidak mudah mengajarkan anak secara tekstual dan ketat. Akan lebih banyak perlawanan yang akan kita dapat dari mereka. Apalagi, anak-anak usia dini yang lebih mengenal bermain dari pada teori. Maka, mendongeng juga bisa menjadi metode pembelajaran yang baik bagi anak.

    Merevitalisasi kegiatan mendongeng agar bisa dikenal kembali oleh anak-anak jaman sekarang itu sangat perlu. Sebabnya, kita sebagai pegajar, pendidik, orang tua perlu memahami teknis dan tetek bengeknya tentang mendongeng. Jika kata Bu Dhiana, mendongeng itu seperti kita memberi makan. Ya, karena di dalam mendongeng tak hanya menitik beratkan pada hiburan saja, tetapi tentang bagaimana cara menyampaikan pesan baik bagi pendengar dan penonton kita. Utamanya pada anak-anak dalam memahami secara sederhana.

    Sebenarnya, apa itu mendongeng?

Mendongeng adalah seni ketrampilan bertutur dan mencipta ulang cerita yang bisa bersumber dari buku ataupun bersumber dari lisan dimana dituturkan secara lebih hidup agar mudah dinikmati dan diambil nasehat yang ada di dalamnya.

    Mendongeng itu bukan perkara gampang atau perkara susah, tinggal bagaimana kita mau untuk melakukannya. Mendongeng perlu dilakukan guna memberikan nutrisi anak tentang sebuah cerita dongeng yang dimana menjelaskan kehidupan, bagaimana bertutur, bagaimana berperilaku, dan norma-norma lain dalam kehidupan nyata. Meskipun dalam mendongeng adanya perbedaan kondisi dalam kenyataannya. Hal ini digunakan agar anak tak merasa dinasehati.Sebabnya mendongeng itu seni menasehati anak tanpa menggurui. Anak dapat menerima, dan orang tua atau guru dapat menjelaskan.

Jika mendongeng disebut media pembelajaran anak dalam pembentukan karakter anak, lalu apa sih manfaat mendongeng itu?

Manfaat mendongeng itu sangat banyak tidak hanya bagi pendongeng atau pun penonton dan pendengarnya. Seperti:

  1. Mendongeng, sudah pasti menjadi media hiburan anak.
  2. Mendongeng bermanfaat bagi perkembangan kognitif anak. Melalui mendongeng anak akan berimajinasi, berpikir, mencoba mencari sebab-akibat, semisal tentang Kancil yang suka mencuri timun, akibatnya menjadi diburu oleh pak tani, atau tentang Jerapah yang sombong akhirnya terjatuh dan kesakitan juga, dan masih banyak lagi.                           
  3. Mendongeng menumbuhkan perkembangan emosional anak, di dalam mendongeng anak akan memperhatikan mimik, gesture dari pendongeng, sehinggga anak atau penonton dari orang yang mendongeng secara tidak sadar akan terlibat langsung dalam keadaan emosional si tokoh dalam cerita dongeng itu.
  4. Mendongeng bisa menjadi sarana pemerkuat ikatan anak dan ibu, ketika ibu sebagai pendongeng untuk anak-anaknya. Sudah tentu akan ada jalinan komunikasi yang lebih intens. Anak akan penasaran dengan cerita itu akan mengamati, mendengar, dan bertanya.
  5. Mendongeng akan meningkatkan ketrampilan linguistik anak. Mendogeng seni bertutur, maka pelafalan dalam mendongeng harus jelas agar bisa dinikmati dan dipahami oleh anak. Akan ada waktu dimana anak akan bertanya tentang ini dan itu, yang akhirnya anak dapat menambah perbendaharaan kata yang lebih banyak dari sebelumnya. Mengetahui pelafalan juga makna dari kata tersebut.
  6. Meningkatkan minat baca anak, sebabnya kenalkan anak buku saat mendongeng. Hingga mereka penasaran dan semakin lama tahu betapa buku itu menyenangkan dan banyak gambar-gambar menarik yang menyebabkan anak suka untuk membaca. Kebiasaan orang tua yang membaca buku ini juga, akan ditiru oleh anak.

Apa beda dongeng dengan cerita?

Dongeng adalah salah satu jenis dari cerita. Ibaratnya dongeng itu ibarat apa yang ada di dalam rumah sedang cerita adalah rumahnya.

Dongeng adalah hasil karya sastra berdasarkan rekayasa imajinati dan tidak benar-benar terjadi, seperti dongeng ikan berbicara, ikan makan apel, atau lainnya. Sedang cerita adalah rangkaian peristiwa yang tertulis atau lisan yang berasal dari kejadian nyata juga bisa tidak nyata.

Apa yang diperhatikan ketika mendongeng? 

Sebelum mendongeng kita pasti perlu memperhatikan:

Kesiapan diri dengan memperhatikan : 
  • Jumlah peserta, ini akan menentukan posisi kita sebagai pendongeng. Berada dimana kita akan mendongeng, di depan, di tengah, di samping, atau di atas panggung.
  • Lokasi, lokasi kita saat mendongeng. Di gedung, di lapangan atau dimanapun itu.
  • Acara, acara yang ada saat kita mendongeng itu apa, ini digunakan untuk menentukan tema dongeng yang akan kita tuturkan.
  • Umur, umur dari pendengar atau penonton dongeng. Umur akan menentukan durasi dan tema cerita. Jika anak berumur 4 tahun ke bawah, durasi mendongeng kisaran 5 sampai 7 menit dengan konsep tema manusia ataukehidupan atau fabel yang sesuai dengan keseharian anak. Jika umur anak 4 sampai 8 tahun, durasi mendongeng 10 sampai 15 menit dengan tema cerita lebih komplikasi, lebih rinci, seperti tema persahabatan, atau terjadinya sebuah tempat.
Kesiapan materi:

  1. Mendongeng minimal memiliki satu pesan moral. Tanpa ada pesan moral mendongeng terasa hambar. Jika kita makan hanya akan kenyang, namun tak bergizi.
  2. Mendongeng tak perlu melibatkan banyak tokoh, cukup 3-4 tokoh itu akan mempermudah kamu dalam peralihan suara yang biasanya berubah setiap satu tokohnya saja.
  3. Mendongeng haruslah memiliki jalan cerita jelas, untuk anak-anak usia dini pilihlah alur maju yang bisa dipahami oleh mereka.
  4. Mendongeng haruslah sesuai dengan dunia anak, jangan sampai mendongeng hanya tentang kekerasan saja. Akhirnya ditiru oleh anak.
  5. Mendongeng perlu berekspresi (Mimik, Variasi, Intonasi, Pelafalan, Gesture, dan Alat peraga)
Mungkin sedikit tentang mendongeng yang dibahas di Obral Kata Veve kali ini, kita akan membahas lagi di sesi selanjutnya. Sampai jumpa!

Salam hangat!
Salam Literasi!

Aku cinta kalian :3
    




    

Continue reading Mendongeng: Sarana Pembentukan Karakter Anak
,

Mengenal Premis Sebelum Menulis Cerita

    


    Cerita itu datang sebelum ditulis, maka tulislah inti ceritamu agar tak salah jalan jika sudah berada di tengah perjalananya
    Menulis sebuah cerita tidak akan lengkap jika tak menulis sebuah premis terlebih dulu. Sebab, premis adalah unsur terpenting dalam sebuah cerita. Pembuatan novel, cerpen juga membutuhkan premis untuk memulai sebuah cerita. Karena dari premis penulis bisa memiliki gambaran umumnya. Namun, kadangkala penulis abai dalam pembuatan premis, sudah dianggap cukup jika sudah memiliki outline sebuah cerita. 

    Jika dicermati, premis seperti inti terkecil dalam sebuah cerita yang kemudian dijabarkan menjadi log line untuk mempermudah pemahaman dalam penyampaian inti cerita. Kemudian, menjadi sinopsis dijabarkan lebih rinci menjadi outline. Lalu, menjadi sebuah cerita. Nah, apa sebenarnya premis ini?

Premis adalah ide dasar dalam membuat sebuah cerita. Bisa dikatakan premis landasan kita bercerita agar cerita berjalan sesuai alur pertama yang kita ingin buat.

    Sudahkah kalian tahu bagaimana cara membuat premis?

  1. Premis dibuat berdasarkan apa yang terlintas di pikiranmu.
  2. Fokuskan tokoh utama yang akan kamu buat.
  3. Buat premismu secara rinci namun padat dan jelas.
  4. Berdasarkan apa yang terlintas, tulislah lalu jabarkan secara jelas bagaimana cerita yang akan dibuat. Tokoh, tujuan tokoh, masalah yang dihadapi, dan resolusi (penyelesaian).
Unsur-unsur premis itu:


  • Karakter: Menjelaskan karakter si tokoh, dan bagaimana tokoh memulai perjalanan ceritanya. Apa yang melatarbelakangi tokoh itu hidup.
  • Tujuan tokoh: Apa yang menjadi tujuan tokoh dalam sebuah cerita ini.
  • Halangan tokoh: Halangan yang dihadapi tokoh dalam mencapai tujuannya.
  • Resolusi: Kondisi tokoh setelah menghadapi halangan yang dihadapi.

Tujuan Premis:

  1. Sebagai patokan penulis dalam menulis ceritanya. Ini akan menghindari writing's block  juga, menghindari penulis yang menuliskan masalah cerita yang terlalu lebar. Sehingga jalan cerita bisa keluar jalur. Bersama adanya premis, cerita akan berjalan sesuai jalurnya.
  2. Sebagai jalan promosi penulis terhadap editor atau penerbit. Seperti yang pernah saya alami kemarin saat mencoba mendaftarkan diri dalam sebuah penerbit. Dimana yang ditanyakan adalah premis cerita tersebut.
  3. Sebagai arahan penulis untuk tidak membuat mubadzir kalimat yang tidak diperlukan.
Contoh premis:

    Keyla anak yang sangat sombong suka mencela orang yang berada di bawahnya [Karakter], ingin menjadi model papan atas [Tujuan tokoh], namun karena kesombongannya dia banyak memiliki banyak haters sehingga dia dihantui oleh peneror setiap hari [Halangan], mengerti bawah dirinya memiliki haters yang disebabkan oleh kesalahannya, dia mulai memperbaiki diri kemudian belajar menyelesaikan permasalahan yang telah dibuatnya.. [Resolusi].


Semoga penjelasan premis kali ini bisa membantu kamu dalam menulis sebuah cerita.
Salam hangat!
Salam cinta!
Salam literasi!


Aku cinta kalian!

Continue reading Mengenal Premis Sebelum Menulis Cerita
,

7 Alat Check Typo, Kamu Tidak Perlu Khawatir Lagi!

    

7 Alat Check Typo, Kamu Tidak Perlu Khawatir Lagi!

    Sebagai seorang penulis sudah tentu menulis adalah pekerjaannya. Bahkan tak hanya penulis yang akan menulis, semua orang pasti pernah menulis; tugas, surat, proposal, atau lainnya yang kadang perlu membaca ulang tulisannya agar tak ada typo meresahkan. Typo yang ada di tulisan sering kali mengganggu bahkan, membuat tulisan yang awalnya formal menjadi tak formal. Seharusnya terpercaya menjadi diragukan. Kurang satu huruf dalam tulisan bisa memberikan makna berbeda, juga membuat ambigu para pembaca. Apalagi kurang tanda baca. Hmmm.

    Berbagai hal inilah membuat seorang penulis harus membaca ulang dengan jeli, agar tak ada kesalahan seperti typo yang merugikan. Maka dari itu, Obral Kata Veve memberikan pilihan kepada kamu untuk memperhatikan tulisan kamu dengan 7 alat pemerhati typo yang bisa digunakan saat menulis di mesin pengolah kata.


7 Typo Checker, pembantu penulis dalam menulis dengan benar. Tidak hanya baku juga sesuai dengan ejaan yang tepat.

1. Typoonline.com



       Alat pemerhati typo yang di dalamnya terdapat KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) digunakan untuk melihat kata baku, pengertian kata, atau penggabungan kata, jenis kata, dan lain sebagainya. Typoonline ini juga bisa langsung memperhatikan dalam satu dokumen atau file, upload dokumen atau file  yang akan diteliti. Di sana akan muncul tulisanmu yang berada di dalam dokumen atau file beserta penandaan typo sekaligus. Kamu juga bisa langsung memperbaikinya dan menyimpan ulang dokumen atau file kamu. Hebatnya Typoonline ini, bisa meneliti tulisanmu yang ada di website hanya mengirimkan alamat url website kamu.


2. Lektur.id




    Sama halnya dengan Typoonline, Lektur.id ini mesin pemerhati typo yang dapat digunakan juga untuk melihat sinonim dan antonim dari sebuah kata. Di dalam Lektur.id ada bebrapa artikel tentang pendidikan yang dapat menambah referensi kamu dalam menulis. Cukup menarik, bukan?

3. Typograp.com



    Mesin pemerhati typo yang ada juga sebagai mesin penulisan ulang artikel tanpa terkena plagiarism atau disebut dengan artikel spinner. Meski tak bagus untuk dilakukan karena menggunakan ide lain. Mesin pemerhati typo, Typograp.com cukup layak digunakan untuk memperhatikan penulisan kita. Kamu bisa menggunakan mesin ini dengan baik.

4. Ejaan.id




    Mesin pemerhati typo kali ini, tak hanya memberitahu dimana letak typo pada tulisan juga sekaligus membenarkan tulisan berdasarka kata baku atau tidak. Jika kamu malas memperbaiki, mungkin ini adalah alat yang tepat yang bisa kamu gunakan. Silakan, dicoba!

5. KBBI


    Mendengar KBBI, kalian sudah sering mendengarnya bahkan sering diucapkan oleh sesama penulis apabila kita ingin mencari kosa kata baru yang dapat menambah wawasan keilmuan bagi kita. KBBI pun sudah diperbarui semenjak ada kata "mudik".Tidak heran pula KBBI digunakan sebagai pegangan dalam menuliskan sebuah karya tulis.

6. Google Doc



    Tidak hanya sebagai mesin pemerhati kata dalam hal typo, google doc juga sebagai mesin pengolah kata onlien yang bisa dibagikan kepada teman-temanmu saat itu menjadi tugas kerja kelompok atau hal lain dimana kamu memang ingin membagikan tulisan kerja kerasmu itu. Google doc akan secara langsung meneliti bagaimana tulisanmu itu benar atau tidak dengan tanda merah di bawah tulisan juga pilihan perbaikan kata yang berada di bawah ketika kita mendekatkan krusor kita pada kata tersebut. Ini mesin pemerhati kata dalam typo juga mesin yang dapat digunakan dimanapun.

7. Microsoft Word


    Jika Google Doc adalah mesin pengolah kata online, sedang Microsoft Word adalah mesin pengolah kat offline yang juga bisa menjadi pemerhati typo saat kelelahan menghambat. Cara meneliti penulisan salah atau benar dengan klik FILE lalu OPSI dan pilih PROOFING. Selanjutnya pilihan tergatung pada Microsoft Word yang digunakannya.


Banyak cara untuk memperbaiki tulisanmu, maka saat ini tak perlu khawatir dengan adanya typo. Kamu bisa memperbaikinya dengan 7 alat typo checker yang sangat bermanfaat bagi kamu sekalian. 


Salam jumpa!

Salam hangat dariku!

Salam literasi! Obral Kata Veve selalu di hati!!



Continue reading 7 Alat Check Typo, Kamu Tidak Perlu Khawatir Lagi!