,

Puisi Bersyukur pada Tuhan

SEMBAHKU PADAMU
Mya Veronica
Iringi setiap langkah dalam berlaku
Tasbihku padamu tak pernah luntur
Setiap bait napasku ingatkanku pada-Mu
Jalanku yang hampa tanpa-Mu aku terpengkur

Ya Rabb
Diriku ialah lembah dosa
Mulutku selalu mengeluh atas nestapa
Tak sedikitku memaki diri-Mu

Ya Rabb
Hambamu ini pernah lalai
Meninggalkan kewajiban yang Engkau beri
Aku sungguh munafik pada diri

Ya Rabb...
Atas segala khilafku padaku juga pada-Mu
Kurendahkan kepalaku sujudku pada-Mu
Diri ini berharap mendapat ampunan-Mu
Kusesali atas apa yang kulakukan, aku berserah pada-Mu

Tulungagung,30 April 2019


Sesederhana Syukur
Mya Veronica
Ketikan piano tak selalu senada dengan mudah
Perlu luka dalam jemari agar terarah
Seakan bagaima pengkiasan kehidupan
Tak selama bahagia berada di depan

Kisah pedih nan lara juga datang
Hidup tak selamanya tentang bersenang
Adakala kita menikmatinya dengan tusukan belati
Membuat kita sekarat dan terasa mati

Sebagaimana kisah nabi Ayub dengan musibah mendera
Sabarnya sungguh elegan, takwanya sungguh istimewa
Tak ada hal lain selain cobaan menimpa
Beliau tetap menerima

Bukahkah kisahnya menjadi condongan kita belajar
Memahami arti syukur atas segala nikmat
Memahami sabar atas segala musibah yang keluar
Hingga sadar tak selama ujian menimpa membuat melarat.

Tulungagung, 16 April 2019



Bait Kehidupan
Mya Veronica
Anak kecil itu memainkan jemarinya diatas layar gawainya
Menggerakan tangan seakan menari memintanya terjaga
Mengumpat kasar atas kekalahan yang menimpanya
Anak itu memainkan ulang memaksanya menjari juara

Anak kecil itu meminta – minta
Dalam teriknya sang surya berada di pertigaan lampu merah
Mengais rezeki menambal biaya sekolahnya
Seperak saja tak akan ia buang, meski begitu ia suka bersedekah

Anak kecil seakan candu pada hapenya
menggunakan debit bundanya, membeli item game miliknya
Anak kecil itu sesuka hati bermain tak pernah peduli pendidikannya
Mengabaikan segala tugas rumahnya

Usai di pertigaan lampu merah anak itu pulang ke rumah
menggunakan dimar ia mengasah pengetahuannya
dengan karet gelang ia menghapus tulisannya yang salah
Bukunya sudah usang, sepatunya sudah jebol tak pernah ia putus asa

Kadang kehidupan semenarik ini

Tulungagung, 16 April 2019



0 Comments:

Posting Komentar

Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!