Pernah suatu kali mendengar sebuah quote dari Zhou Fei, tokoh drama dan novel yang berjudul The Legend of Fei. Perkataan yang seperti ini, "“請記住,您的命運懸在劍尖上” 〜週飛 (“Qǐng jì zhù, nín de mìngyùn xuán zài jiàn jiān shàng.” 〜Zhōu fēi) yang berarti "Ingat, nasibmu tergantung di mata pedang." Sedang mata pedang mengarah ke depan selamanya.
Pedang di sini bisa
diumpamakan sebagai jalan atau metodemu. Metode dalam bertahan hidup. Pedang
juga bisa diumpakan jika kau sebagai petani ia menjadi sebuah cangkul.
Bagaimana cara menjadikan cangkul berguna itu juga tergantung bagaimana cara
kamu menggunakan. Di lain sisi, dalam ajaran islam juga disebutkan dengan jelas
di dalam Al-Qur'an dalam surat al Baqarah ayat 286 yang berbunyi:
لَا
يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا
ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ
رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ
مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ
وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا
عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ
Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari
kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum
kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir".
Nasib kita, baik itu
buruk atau bagus kita sendiri yang menentukan. Apa yang ingin
kaucapai, apa yang ingin kauraih, apa yang akan kauperbuat, dan apa yang ingin
ada dalam hidupmu. Semua berada di tanganmu. Jika kau mengeluh atas apa yang
terjadi dalam hidupmu, lebih baik kautengok dahulu apakah ini memang benar
kesalahan orang lain atau memang kau belum benar-benar serius untuk merubah
nasibmu.
Bisa jadi, segala
kemalanganmu itu dari dirimu sendiri. Bukan untuk menyudutkan, tetapi
coba kita melihat dari perspektif lain tentang dirimu. Jangan selalu menjadikan
dirimu sebagai korbannya, karna kita tak pernah tahu jika kita bisa menjadi
pelaku untuk kemalangan diri kita sendiri. Coba tanamkan dalam dirimu, "Nasibku
tergantung bagaimana usahaku." Ini sangat berguna untukmu dalam
memacu motivasi untuk selalu berusaha, tanpa terus mengandalkan orang lain.
Sebab, kadang ada waktunya kita untuk mencoba melangkah terlebih dahulu untuk
mencicipi rasanya. Rasanya berani bertindak dan tidak menunggu orang lain
meraih kita.
Tak selamanya
yang kamu percaya dapat diandalkan, sebabnya kamu harus berani untuk
memulai. Jangan menunggu menjadi urutan kedua, ketiga, dan seterusnya.
Jika bisa menjadi pertama sebagai pencoba kenapa harus menunggu? Apakah
sebegitu takutnya kamu untuk memulai? Padahal, permulaan adalah awal kita
menuju hari baru. Kapan semua datang? Jika kau tak mendatangi terlebih
dahulu?
Berani
mengambil risiko bukan suatu kesalahan. Ini bukan kesalahan, jika
nanti yang akan kamu lakukan dan mulai akan ada hambatan dan risiko. Itu memang
tahapnya, jika nanti kamu berjalan tidak dapat dipungkiri akan ada kerikil yang
berjejer di sepanjang perjalanan. Meski sudah hati-hati pula bisa menjatuhkan
kita. Risiko dalam sebuah perjalanan adalah hal wajar, ambilah risiko itu dan
minimalisir segala yang ada.
Tidak masalah
jika nanti gagal, setiap kegagalan akan ada cerita dan hikmah. Kamu
tak perlu takut. Gagal dalam usahamu bukan berarti bakal gagal selamanya. Jika
kamu takut gagal, kamu tak akan pernah memulai. Jika seperti itu, kamu hanya
menggantungkan nasibmu pada orang lain. Bukannya nasibmu tergantung pada
usahamu sendiri? Apa kamu lupa?
Waktu yang
tepat mengubah nasibmu adalah saat ini. Saat kamu baca tulisan ini,
segera saja. Tak perlu ditunda. Keburu orang lain melakukan terlebih dahulu.
Apa yang ada, kesempatan, rintangan, atau apapun ambil saja! Kamu perlu
melakukannya sekarang, bukan besok atau nanti.
Namun, ingat! Usahamu akan lebih manjur lagi jika kamu berpegang
pada agamamu, Tuhanmu, dan nasehat orang tuamu. Pasalnya 3 hal itu
mengandung spirit, hirah, dan semangat bagimu. Jika tidak
ketiganya setidaknya dua di antaranya tetap kamu penuhi. Kamu adalah manusia,
kita adalah manusia yang memiliki keterbatasan, perlu spirit yang
kuat untuk menghadapi segalanya.
Ah! Apakah kamu sudah mencapai akhir kalimat yang kubuat ini? Tentunya
saja sudah, bukan? Tetang percaya tidak kalimat yang kuketik ini itu urusanmu.
Aku hanya ingin berbagi bersama dengamu. Aku pun masih mencoba, biar kita
mencoba bersama agar dapat menikmati sukses bersama. Jangan kauambil hati
kalimatku ini. Selalu seenaknya sendiri.
Salam
literasi!
Salam
hangat
0 Comments:
Posting Komentar
Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!