Setiap orang memiliki perjalanan hidupnya masing-masing. Dalam perjalanan yang ditempuh, tentunya selalu ada cerita yang menemani. Cerita itu pun beragam, baik itu menyenangkan atau menyedihkan atau bisa jadi keduanya ada. Dalam kesedihan dan kesenangan yang ada, merupakan bagian dari sebuah perjalanan hidup yang telah dialami.
Kesadaran untuk bertindak akan terjawab setelah melalui beberapa cerita panjang dalam perjalanannya. Dan, yang kutahu pasti: aku, kamu, kita, memiliki cerita. Bisa berkaitan di antara kita, bisa juga tak ada kedekatan sama sekali.
Tentang perjalanan yang suka membuat muram juga bersemu merah, ada kalanya penyesalan mendadak datang. Bilamana apa yang diinginkan tak sesuai dengan kemauan yang ada. Jika dalam ceritaku ada penyesalan terhadapmu, tentang bagaimana harusnya aku berlaku. Terlalu membucin, kata sebagian orang. Ah! Kadang ini memang tak bagus, mau berhenti untuk sewajarnya tetapi kenapa terlalu susah.
Harusnya penyesalan terbesarku tentang bagaimana cerita hidupku sendiri yang semakin semrawut. Bagaiamana cara mengubahnya agar keluar jalur semu itu. Bukan malah mengubek-ngubeknya hingga tergiur oleh kefanaan yang ada di dalamnya.
Sebenarnya, yang harus kupahami jika ini adalah ceritaku kenapa harus berpusat di kamu?
Bukankah sebaiknya semua kufokuskan pada peranku dalam perjalanan hidup ini. Bagaimana diri menikmati kehidupan dengan secangkir kopi dan buku yang ingin kubaca. Salah! Terlalu datar jika hanya ini saja. Bagaimana jika ceritaku ini berfokus pada caraku menghadapi tantangan yang ada?
Tentang kehidupan yang akan selalu tetap datar jika tak menemui tantangan yang dihidangkan, hanya berhenti pada zona nyaman semata. Ini sebenarnya kurang baik. Karena hidup akan memiliki cerita indah jika kita melaju, bukan diam dan berhenti pada jalur aman.
Bagaimana? Masih ada waktu untuk mengubah cerita hidupmu sendiri agar lebih menarik untuk diulas jika ada teman atau keturunanmu yang memintamu untuk bercerita di masa senja nanti. Lebih baik jika kita bercerita tentang indahnya petualangan dalam meraih jati diri. Tentang bagaimana mengangkat diri yang telah lama terjerembab dalam bayangan semu. Bukan hanya tentang ceritaku terhadapmu saja. Karna aku khawatir jika nanti ini ditanyakan aku tak bisa menjawabnya. Sebab, ceritamu dan aku hanya aku saja yang memilikinya.
Ini bukan malu jika bertepuk sebelah tangan, ini ... bagaimana aku menjelaskan? Ini tentang bagaimana aku tak akan malu jika aku hanya berfokus di kamu saja lupa dengan kehidupanku lainnya. Maka dari itu ceritaku tentangmu kusimpan saja sendiri. Kualihkan fokusku pada tantangan yang akan kuhadapi, seperti kataku tadi. Tidak menyenangkan hanya mengikuti zona nyaman. Harus ada pergerakan lain.
Buatlah sebanyak-banyaknya cerita hidupmu. Jadikan sebagai kisah fantastis yang bisa kau rangkum dalam sebuah buku. Tak hanya dinikmati olehmu saja juga orang lain yang mungkin mendapatkan kemanfaatan dari ceritamu. Tak akan sia-sia juga jika ini dapat menjadi cerita yang berdaya.
Jika nanti kau bertanya tentang ceritamu di kehidupanku, kita akan bahas sendiri bersama dua cangkir kopi yang menemani. Kali ini aku ingin mereka tahu tentang perjalanan hidupku yang lainnya. Kamu tak akan marah tentang itu, bukan?
Kita semua memiliki cerita masing-masing, sekarang saatnya bercerita bagaiamana menjalani hidup yang kadang menjadi pasti di masa sekarang juga bisa berubah menjadi tak masuk akal di masa mendatang. Aku meminta kalian semua menuangkan masing-masing kisah kalian dalam sebuah tulisan. Teruntuk kalian yang membaca tulisanku, aku menantang kalian bercerita tentang perjalanan hidup kalian!
Aku juga akan memulai bercerita kembali lain kali. Untuk saat ini, kita buka dengan tulisan semrawut ini. Pembukaanku memang acakadul, mohon dimaklumi.
sipppp
BalasHapusehhh heheheh
Hapus