Mendongeng: Sarana Pembentukan Karakter Anak


 Sudah sering mendengar kata mendongeng? Apa yang terlintas dalam pikiran kalian tentang mendongeng?

    Ya, sering kali mendongeng berkaitan dengan cerita, anak-anak, dan olah suara yang bisa berubah menjadi apa saja.

    Tepat pada tanggal 7 Januari 2021 ini, YPM (Yayasan Pendidikan Muslimat) NU di Kabupaten Tulungagung mengadakan webinar dengan tema yang sama seperti judul di atas. Pemateri kali itu tidak kalah hebat, Ibu Dhiana Kurniasari C. S.Hi., S. Pd., yang dimana beliau seorang pendongeng, penulis, juga pengajar TK. Pengalaman mengajar beliau pun tidak diragukan lagi, seluk-beluk dalam mengajar sudah tentu diketahuinya.
    Kembali lagi masalah hambatan yang ada pada masa pandemi, tidak mudah mengajarkan anak secara tekstual dan ketat. Akan lebih banyak perlawanan yang akan kita dapat dari mereka. Apalagi, anak-anak usia dini yang lebih mengenal bermain dari pada teori. Maka, mendongeng juga bisa menjadi metode pembelajaran yang baik bagi anak.

    Merevitalisasi kegiatan mendongeng agar bisa dikenal kembali oleh anak-anak jaman sekarang itu sangat perlu. Sebabnya, kita sebagai pegajar, pendidik, orang tua perlu memahami teknis dan tetek bengeknya tentang mendongeng. Jika kata Bu Dhiana, mendongeng itu seperti kita memberi makan. Ya, karena di dalam mendongeng tak hanya menitik beratkan pada hiburan saja, tetapi tentang bagaimana cara menyampaikan pesan baik bagi pendengar dan penonton kita. Utamanya pada anak-anak dalam memahami secara sederhana.

    Sebenarnya, apa itu mendongeng?

Mendongeng adalah seni ketrampilan bertutur dan mencipta ulang cerita yang bisa bersumber dari buku ataupun bersumber dari lisan dimana dituturkan secara lebih hidup agar mudah dinikmati dan diambil nasehat yang ada di dalamnya.

    Mendongeng itu bukan perkara gampang atau perkara susah, tinggal bagaimana kita mau untuk melakukannya. Mendongeng perlu dilakukan guna memberikan nutrisi anak tentang sebuah cerita dongeng yang dimana menjelaskan kehidupan, bagaimana bertutur, bagaimana berperilaku, dan norma-norma lain dalam kehidupan nyata. Meskipun dalam mendongeng adanya perbedaan kondisi dalam kenyataannya. Hal ini digunakan agar anak tak merasa dinasehati.Sebabnya mendongeng itu seni menasehati anak tanpa menggurui. Anak dapat menerima, dan orang tua atau guru dapat menjelaskan.

Jika mendongeng disebut media pembelajaran anak dalam pembentukan karakter anak, lalu apa sih manfaat mendongeng itu?

Manfaat mendongeng itu sangat banyak tidak hanya bagi pendongeng atau pun penonton dan pendengarnya. Seperti:

  1. Mendongeng, sudah pasti menjadi media hiburan anak.
  2. Mendongeng bermanfaat bagi perkembangan kognitif anak. Melalui mendongeng anak akan berimajinasi, berpikir, mencoba mencari sebab-akibat, semisal tentang Kancil yang suka mencuri timun, akibatnya menjadi diburu oleh pak tani, atau tentang Jerapah yang sombong akhirnya terjatuh dan kesakitan juga, dan masih banyak lagi.                           
  3. Mendongeng menumbuhkan perkembangan emosional anak, di dalam mendongeng anak akan memperhatikan mimik, gesture dari pendongeng, sehinggga anak atau penonton dari orang yang mendongeng secara tidak sadar akan terlibat langsung dalam keadaan emosional si tokoh dalam cerita dongeng itu.
  4. Mendongeng bisa menjadi sarana pemerkuat ikatan anak dan ibu, ketika ibu sebagai pendongeng untuk anak-anaknya. Sudah tentu akan ada jalinan komunikasi yang lebih intens. Anak akan penasaran dengan cerita itu akan mengamati, mendengar, dan bertanya.
  5. Mendongeng akan meningkatkan ketrampilan linguistik anak. Mendogeng seni bertutur, maka pelafalan dalam mendongeng harus jelas agar bisa dinikmati dan dipahami oleh anak. Akan ada waktu dimana anak akan bertanya tentang ini dan itu, yang akhirnya anak dapat menambah perbendaharaan kata yang lebih banyak dari sebelumnya. Mengetahui pelafalan juga makna dari kata tersebut.
  6. Meningkatkan minat baca anak, sebabnya kenalkan anak buku saat mendongeng. Hingga mereka penasaran dan semakin lama tahu betapa buku itu menyenangkan dan banyak gambar-gambar menarik yang menyebabkan anak suka untuk membaca. Kebiasaan orang tua yang membaca buku ini juga, akan ditiru oleh anak.

Apa beda dongeng dengan cerita?

Dongeng adalah salah satu jenis dari cerita. Ibaratnya dongeng itu ibarat apa yang ada di dalam rumah sedang cerita adalah rumahnya.

Dongeng adalah hasil karya sastra berdasarkan rekayasa imajinati dan tidak benar-benar terjadi, seperti dongeng ikan berbicara, ikan makan apel, atau lainnya. Sedang cerita adalah rangkaian peristiwa yang tertulis atau lisan yang berasal dari kejadian nyata juga bisa tidak nyata.

Apa yang diperhatikan ketika mendongeng? 

Sebelum mendongeng kita pasti perlu memperhatikan:

Kesiapan diri dengan memperhatikan : 
  • Jumlah peserta, ini akan menentukan posisi kita sebagai pendongeng. Berada dimana kita akan mendongeng, di depan, di tengah, di samping, atau di atas panggung.
  • Lokasi, lokasi kita saat mendongeng. Di gedung, di lapangan atau dimanapun itu.
  • Acara, acara yang ada saat kita mendongeng itu apa, ini digunakan untuk menentukan tema dongeng yang akan kita tuturkan.
  • Umur, umur dari pendengar atau penonton dongeng. Umur akan menentukan durasi dan tema cerita. Jika anak berumur 4 tahun ke bawah, durasi mendongeng kisaran 5 sampai 7 menit dengan konsep tema manusia ataukehidupan atau fabel yang sesuai dengan keseharian anak. Jika umur anak 4 sampai 8 tahun, durasi mendongeng 10 sampai 15 menit dengan tema cerita lebih komplikasi, lebih rinci, seperti tema persahabatan, atau terjadinya sebuah tempat.
Kesiapan materi:

  1. Mendongeng minimal memiliki satu pesan moral. Tanpa ada pesan moral mendongeng terasa hambar. Jika kita makan hanya akan kenyang, namun tak bergizi.
  2. Mendongeng tak perlu melibatkan banyak tokoh, cukup 3-4 tokoh itu akan mempermudah kamu dalam peralihan suara yang biasanya berubah setiap satu tokohnya saja.
  3. Mendongeng haruslah memiliki jalan cerita jelas, untuk anak-anak usia dini pilihlah alur maju yang bisa dipahami oleh mereka.
  4. Mendongeng haruslah sesuai dengan dunia anak, jangan sampai mendongeng hanya tentang kekerasan saja. Akhirnya ditiru oleh anak.
  5. Mendongeng perlu berekspresi (Mimik, Variasi, Intonasi, Pelafalan, Gesture, dan Alat peraga)
Mungkin sedikit tentang mendongeng yang dibahas di Obral Kata Veve kali ini, kita akan membahas lagi di sesi selanjutnya. Sampai jumpa!

Salam hangat!
Salam Literasi!

Aku cinta kalian :3
    




    

0 Comments:

Posting Komentar

Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!