Cerita selanjutnya ...
Bel berbunyi
sejak lima menit lalu, semua siswa dari SMA Bima Sakti memang harusnya untuk
pulang. Meski ada dari mereka yang masih berada di sekolah untuk extrakulikuler
ataupu hanya sekadar nongkrong semata, termasuk Bintang. Bintang memilih untuk
pulang agak lambat, pikirannya sedang berkecambuk. Ada banyak hal yang
membuatnya kesal. Musuh bubuyutannya yang ada di sini, juga Angkasa; seseorang
yang ada dalam masa lalunya. Ia tak sengaja melihatnya saat adu bacot dengan Starla.
Menurut Bintang, Angkasa sudah banyak berubah seperti dirinya. Masalah-masalah
yang ada dulu membuatnya tak memikirkan kawannya itu.
Hingga dia menghilang begitu lama. Sekarang, disaat Bintang sudah boobrok seperti ini malah menemui kembali segala hal berkaitan dengan masa lalunya yang membuatnya seperti runtuh. Bintang harus kuat, pikirnya.
Hingga dia menghilang begitu lama. Sekarang, disaat Bintang sudah boobrok seperti ini malah menemui kembali segala hal berkaitan dengan masa lalunya yang membuatnya seperti runtuh. Bintang harus kuat, pikirnya.
‘Arghh’
perutnya mulai nyeri kembali, pandangannya pun mulai kabur. Bintang segera
mengambil obat-obatan yang ada di dalam tasnya. Ia memasuki mobilnya untuk
meminum obat-obatan itu. Ia tak mau kecolongan jika ada orang yang melihatnya
seperti ini, terlihat lemah.
“Sial! Kenapa
kambuh di sekolah, sih!” umpatnya.
Di tengah dirinya
yang meredam kesakitan, ponselnya terus saja berbunyi. Biasalah teman absurdnya
yang tadi meminta nomornya dan membuat grup sosmed khusus bertiga.
“Bukan Cabe-Cabean, Yahuut”
Trea: Tang, udah pulang lo?
Bulan: Kayaknya belum deh tadi
keknya masih di kelas
Trea: Lu mau jadi penghuni kelas,
Tang?
Bulan: Ngapain Bintang jadi
penghuni kelas?
Trea: Kumat lagi deh oonya! Bodo,
lan!
Bulan: Lah benerkan? Bintang juga
punya rumah kali!
Trea: Iya in aja biar cepet.
Bulan: TREA BANGSAT!
Trea : Dedek Bulan diam aja, ya? Lebih
cantik diam, loh!
Bulan: Dari lahir gue udah
cantik.
Bintang is typing
Trea: Akhirnya nongol yang
dicari.
Bintang: Gue mau pulang! Bye!
Setelah itu
Bintang mematikan ponselnya. Sakitnya sudah reda, dan ia harus pulang. Bisa-bisanya
mamanya ngedumel sepanjang hari melihatnya pulang sedikit terlambat, ah bukan
sedikit nyatanya emang terlambat. Ini sudah malam dan ia baru pulang. Mobilnya ia
lajukan begitu cepat karna sedari dalam perjalanan pulang ponselnya terus
berdering. Siapa lagi kalau bukan dari mamanya. Segera mungkin ia harus sampai.
***
Bintang sudah pulang, ia
mengedap-endap untuk memasukki kamarnya, melihat kiri kanan yang dirasa aman. Bintang
berjalan pean menuju kamarnya. ‘Hufft’ ia begitu lega karna mamanya tak
melihatnya. Rumah terlihat sepi, mungkin mamanya sedang berada di dapur
menyiapkan makan malam. Ia segera memasuki kamarnya dan menutupnya pelan-pelan.
“Untung mama masih di dapur”
ucapnya lega.
Bintang menaruh tasnya di atas meja belajar. Ia merebahkan dirinya di atas tempat tidurnya. Cukup membuat penat hari pertama sekolahnya. Namun ada perasaan aneh saat ia merebahkan dirinya di tempat tidurnya tapi Bintang tak tau apa itu.
Bintang menaruh tasnya di atas meja belajar. Ia merebahkan dirinya di atas tempat tidurnya. Cukup membuat penat hari pertama sekolahnya. Namun ada perasaan aneh saat ia merebahkan dirinya di tempat tidurnya tapi Bintang tak tau apa itu.
“Bintang! Kamu baru pulang, Hah!”
teriak mamanya di sampingnya.
Nah kan! Pasti ada yang nggak
beres. Lucu juga mama nggak ada di ruang tamu. Bodoh! Umpatnya dalam hati.
“Eh, mama. Tadi ... ban mobil
bocor, Ma! Jadi Bintang pulang terlambat.” Bintang beralasan.
“Tapi, nggak semalam ini Bintang! Sekolahmu nggak jauh-jauh amat
Bintang!” kesal mamanya.
“Tadi bengkel banyak yang tutup, Ma!” elak Bintang.
“Ya, sudah. Beres-beres lalu
makan malam!” mama Bintang keluar dar kamar Bintang.
Usai menahan rasa sakitnya
Bintang memang tak segera pulang, ia mampir ke tempat yang membuatnya lebih
tenang. Tempat yang bisa menjernihkan pikirannya. Tempat itu pula yang
membuatnya harus mengingat masa kelamnya. Cukup jauh juga dari rumahnya. Itulah
alasan utama yang membuatnya lebih terlambat dan maksimal terlambat.
“Mama! I’m coming! Yuk makan
malam!” teriak Bintang.
0 Comments:
Posting Komentar
Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!