Rayuan Akad
Mya Veronica
Mengais asmara yang sedang terbuang
Aku berendam pada dinginnya kebekuan
Mencoba mencari nama yang hilang
Aku diam tak keluarkan keluhan
Tiba tiba Ki
sanak datang
Mengantongi aura bahagia ia berikan
Kepada aku yang sedang bimbang
Ia laksana obat yang berkawan
Manis ...
Rupawan akhlak ia tunjukan
Ajarkan jalan menuju keabadian
Setangkai bunga, pun ia bawakan
Mengajak daku pada pelaminan
Tak pernah ia membawa rayuan
Hanya kepastian ia ucapkan
Pada orang tuaku Kisanak berhadapan
Mudah sekali kata akad ia janjikan
Tulungagung, 24 Juli 2019
Rindu Kamu
Vee
Rinai hujan telah memberi kisah
Ingatan lalu mulai menguar
Nama yang telah bersembunyi
Dengan entengnya keluar tanpa diduga
Untuk kesekian kali tetes bening air mata jatuh
Tak bisa disembunyikan
Kilahku padamu tak berhasil
Atmaku telah menjatuhkan pilihannya padamu
Mengingkar pun aku sudah tak sanggup
Untukmu aku mengaku, bahwa aku rindu
Tulungagung, 7 Agustus 2019
Lantunan Rindu
Vee
Hai hati! Masihkah sanggup menampung segala rasa? Bagaimana tentang perihal rindu? Ahh ... benar. Terus menumpuk sampai berdebu, kesekian kali laramu menguar keluar. Akibat rindu yang tak bisa terobati. Takkan ada kata temu, ada sekat yang menyatakan kita tak dapat bersua. Suaranya pun tak bisa didengar. Dunia kita sudah tak lagi sama. Munajatkan kebaikan untuknya yang sering terucap. Langitkan namanya agar tenang di sana. Rinduku menumpuk, bu. Tak bisa diulang masa kita bersama, bu. Hanya kenangan yang membuatku semakin merajuk. Mengemis temu walau hanya dalam mimpi.
Tulungagung, 26 Agustus 2019
Aku Rindu, Tuan Rindu
Mya Veronica
Ada rasa yang harus binasa
Ada kata yang tak harus ada
Satu kata membuat derita
Satu rasa yang membuat sengsara
Ajimat cinta, julukannya
Memberi bahagia hingga tertawa
Nyatanya menabur luka
Membubuh nelangsa pada empunya
Lantas daku harus bagaimana, Tuan
Nama Tuan terukir dalam dada
Tumpukan kata untuk Tuan bersemayam
Dalam tiap detak jantung ini
Tuan, aku merindui kisah kita
Tapi Tuan menghayal tentang dia
Kita sama merindui anak manusia
Hanya saja kita berbeda nama
Pedih, perih itu yang kurasa
Tulungagung, 3 September 2019
#Puisi #Rindu
PANTENGIN BLOG INI! AKAN ADA EVENT SEBUKU BARENG ADMIN BLOG. GRATIS HANYA MEWAJIBKAN MEMBELI MINIMAL 1 EXEMPLAR BUKUNYA
Bagus puisinya
BalasHapus