Sepasang Sandal Jepit Tua
Di daerah pinggiran desa Kembang, terdapat sepasang sandal jepit yang dapat berbicara layak seorang manusia. Sepasang sandal jepit ini sangat langka dan tak banyak orang memilikinya, karena sepasang sandal jepit ini adalah buatan tangan seorang kakek tua. Di pagi buta terlihat sepasang sandal jepit sedang tidur dengan pulasnya.
Tidak ada yang membangunkan sandal jepit itu hingga matahari naik sepenggal galak. Matahari mulai menyingsing dan sepasang sandal jepit itu masih tertidur pulas, pulas begitu sangat pulas. Namun tiba - tiba sepasang kaki mulai menginjakknya dan menggunakannya. Sandal jepit mulai sadar dari mimpinya dan gelagapan terbangun. ‘ouch’ pekiknya, sandal jepit kiri meringis kesakitan. Kaki kiri yang mengenakan sandal jepit itu begitu kasar. sandal jepit kiri digesek ke kiri dan kanan.
Sepasang sandal jepit pergi ke kamar mandi. Kamar mandi itu begitu kumuh dan becek. Sepasang sandal jepit itu bergidik melihatnya, apadaya mereka hanya sepasang sandal jepit. Ketika kaki kiri mengangkat kakinya pelan namun pasti dan ‘clar’ sandal jepit itu sudah masuk kubangan air.
Sepasang sandal jepit pergi ke kamar mandi. Kamar mandi itu begitu kumuh dan becek. Sepasang sandal jepit itu bergidik melihatnya, apadaya mereka hanya sepasang sandal jepit. Ketika kaki kiri mengangkat kakinya pelan namun pasti dan ‘clar’ sandal jepit itu sudah masuk kubangan air.
“Kenapa tuan kita ini selalu bangun kesiangan ?” tanya sandal jepit kiri ke Sandal jepit kanan.
“Kenapa kita pikirkan? apa tuan kita memikirkan kita?” tandas Sandal jepit kanan.
Memang watak sepasang sandal jepit ini sangat berseberangan. Sandal jepit kiri lebih lembut, mudah berperasa dan ramah sedangkan sandal jepit kanan lebih ke kebalikannya. Sandal jepit kanan mempunyai watak keras, egois dan terkesan tidak mau dikengkang. Pemilik sandal jepit ini adalah seorang anak kecil yang malas dan nakal disekolahnnya. Jadi pantas saja, jam tujuh siang masih bangun sedang ia masuk sekolah pada jam yang sama.
Setelah usai mandi pemilik sandal jepit itu buru – buru masuk kedalam kamarnya. Pemilik sandal jepit berusaha mencari bajunya di tumpukan kain yang sangat lusuh itu. Hingga akhirnya pemilik sandal jepit menemukan seragamnya dan mengenakannya. Kemudian pemilik sandal jepit itu pergi ke rak sepatunya dan melempar dengan kasar sandal jepitnya hingga mengenai dinding ‘aduh’ pekik sepasang sandal jepit itu. Suara keras yang yang diucapkan sepasang Sandal jepit itu tak terdengar karena suara itu terlalu kecil didengar oleh telinga manusia. Ketika pemilik sepasang Sandal jepit itu pergi percakapan mereka dimulai kembali.
“Aku tak suka dengan pemilik kita yang malas ini!” keluh Sandal jepit kanan.
“Bersabarlah, pemilik kita ini masih anak kecil. Jadi, pantas saja kelakuannya seperti itu.” nasehat dari Sandal jepit kiri.
“Tapi pemilik kita benar – benar menyebalkan hampir setiap hari ia melakukan kita dengan kasar tak pernah menghargai kita yang telah melindungi kakinya it,” kritik Sandal jepit kanan.
“Sudahlah, kita harus bersyukur telah dipakai setiap hari, itu artinya kita masih berguna.” kata Sandal jepit kiri.
“Sudah bosan aku, aku ingin pergi keluar dari rumah ini saja!” kata Sandal jepit kanan. Ia berlalu meninggalkan Sandal jepit kiri itu.
Berulang kali Sandal jepit kiri menghentikan keinginannya, tapi Sandal jepit kanan tak menggubrisnya. Sandal jepit kanan pergi seorang diri dari rumah pemiliknya. Ketika setengah siang ia bertemu anak kecil. Sandal jepit kanan dibawa ditempat bermain. Sandal jepit kanan senang bukan main, tapi ketika ia lagi senang senangnya anak kecilitu mengeluarkan silet untuk memotongnya. Sandal Jepit Kanan ketakutan. Tiba-tiba saja sang pemilik sepasang Sendal jepit itu mengenalinya dan mengambil Sandal Jepit Kanan ke rumahnya kembali.
Sesampai di rumah, Sandal jepit kiri yang menunggu Sandal jepit kanan begitu lega melihat keduanya. Terlihat Sandal jepit kanan pucat pasi.
“Ada apa denganmu? Kau sepucat itu?” selidik Sandal jepit kiri.
“Aku hampir saja rusak! Aku takut sekali, seorang anak kecil mau memotongku dan pemilik kita mengambilku.” ceritanya.
“Sekarang kau mengerti bukan? Kalau pemilik kita itu lebih baik dari lainya, ia malah menyelamatkanmu.” tutur Sandal jepit kiri.
Seusai dari kejadian itu sepasang sandal jepit itu mulai dirawat dengan baik oleh pemiliknya, akan tetapi masih ada satu masalah yang belum terselesaikan. Watak malas dari pemiliknya belum berubah. Sepasang sandal jepit itu berusaha mencari cara agar pemilik mereka bisa menjadi pribadi yang baik.
Di suatu hari, pemilik itu kehilangan sepasang sandal dan sepatunya. Rupanya ini adalah cara dari sepasang Sandal jepit itu untuk mengubah watak dari pemiliknya dengan bekerja sama dengan sepasang sepatu. Mereka berempat bersembunyi di kamar ibu sang pemilik. Pemilik sepasang Sendal jepit dan Sepatu itu mencari kesana kemari hingga ia di tegur oleh ibunya. Saat mendapat teguran itulah ia menjadi sadar dan berubah menjadi pribadi yang baik
#tamat#
0 Comments:
Posting Komentar
Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!