, ,

Sirius Part 1.2


Cerita selanjutnya

Seusai upacara Bintang menuju ruang kepala sekolah untuk berbincang tentang kelas yang akan ditempatinya untuk belajar kedepannya. Ia mendapatkan kelas XI MIPA. Cukup dengan melihat penempatan kelas Bintang memang anak yang pintar. Usai mengetahui kelasnya, ia segera menuju kelasnya.
‘TOK’  ‘TOK’ 
“Selamat pagi, bu!” Salam Bintang.
“Ya, baik masuk. Kamu murid baru kan, sini perkenalkan dirimu” Kata Bu Sunny Andara. Guru Fisika yang sedang mengajar saat ini.
“Baik! Perkenalkan Bintang Maharani P. dari SMA Bima Sakti.
  Semua berbisik-bisik ada yang bilang cantik, ada yang merasa kecantikannya tersaingi ada yang kagum bahwa ada anak SMA Bima Sakti BISA pindah ke SMA Merkurina yang jelas-jelas berada
dibawah satu tingkat dengannya sekolahnya dulu. Ada yang memandang remeh, ada juga menatap dengan tatapan intimidasi seolah akan dijadikan target bullian. Bermacam-macam tatapan itu tak bintang indahkan
“Bintang kamu bisa duduk disamping Bulan.” Bu Sunny menunjukkan bangku deretan tengah dua dari belakang.
“Baik anak-anak kita lanjutkan pelajarannya” Bu Sunny melanjutkan pelajarannya
Dua jam berlalu. ‘tettttt’ Sara bel menandakan waktunya istirahat.
“ Kamu yang tadi aku-“

“lo beneran pindahan dari SMA Bima Sakti?” Tanya seorang gadis perempuan yang duduk dibelakangnya.
Bintang yang mendengar pertanyaan itu segera menoleh kebelakangnya. Ia mengamati lawan bicaranya, ia lihat sedetail mungkin. Dilihat dari penampilan dan pembawaanya terliat anak yang asyik, gaul dan type teman Bintang banget.
“Iya, kamu gak percaya. Nama kamu siapa?” Bintang mengulurkan tangannya ke arah gadis itu.
“Nama gue Astrea Putri Permadi, panggil gue Trea aja” Astrea menerima tangan Bintang dan menjabatkan tangannya.  
“Oke disini gue langsung punya dua teman, hmm... menarik” Gumam Bintang dengan senyum khasnya yang manis itu.
“Eh, Lan kok diam terus sih trus cuma ngeliatin aja?” Tanya Bintang penasaran.
“Lo Gak tau? Dia mah diem ama orang baru kalo udah kenal mah crocos abis..” Kata Astrea.
“Trea ih, gak gitu Cuma aja nih gue kan belum akrab.” Elak Bulan.
“Eh tadi lo pake sebutan lo-gue, oke deh gue gak perlu sandiwara sok kalem deh.” Kata Bintang sambil manggut-manggut
“Lo gak pantes kalem Tang! dari wajah lu aja keliat bukan gaya lu” Kata Trea.
 Namun kedua temannya malah tertawa. Trea memang ahli dalam menganalisi kawan lawan sepertiitu. Cita-cita dia kepingin kayak conan, lucu gak sih! Setelah perkenalan itu mereka memutuskan untuk segera ke kantin. Perut mereka sudah tidak tahan untuk diisi. Apalagi Suara perut Astrea yang paling kenceng bersuara. 
Dikantin mereka memutuskan untuk duduk dibangku pojok kiri yang dilihat letaknya stategis untuk dibuat makan juga bercanda. Bukan apa-apa juga karena tempat itu juga yang kosong meski ada beberapa tempat kosong lainnya. Tapi, itu pilihan terbaik mereka. Mereka segera menduduki tempat duduk mereka. Banyak pasang mata yang melihat mereka dengan berbagai pandangan ada yang kagum, terkejut, ada yang sirik dan ada yang juga menatap aneh. Terlebih banyak sorot mata kagum melihat anak SMA Bima Sakti yang pindah kesini apalagi mereka sudah tahu kelakuan Bintang, anak badung paling TOP.
“ Eh Tang, Lan! mau makan apa? Biar aku yang pesen.” Tanya Astrea
“ Aku bakso dan es jeruk aja lah.” Kata Bintang.
“ Samaain Bintang aja.” Kata Bulan.
“Oke! Sama semua ya. Es jeruk tiga sama bakso tiga. Gue pesen dulu!” Kata Astrea sambil berlalu.
Beberapa saat kemudian Astrea membawa makanan mereka. Di tengah perjalanan Astrea melihat gerombolan geng Starla menghampiri meja makan teman-temanya. ‘world war ke II bakal terjadi nih’ pikir Astrea.
*Di meja makan*
“Eh lo! ngapain pindah kesini! mau cari mati lo?” Bentak Starla.
Bintang yang baru tahu ternyata musuh bebuyutannya disini hanya diam saja. Ia belajar menahan dirinya dan mencoba dimana batas kesabaran dirinya.
“Lo ini, ditanya Starla malah diem, punya mulut kan lo!” Bentak Claudina
Teman-teman Starla sudah mendekati Bintang dan mulai memegang tangan Bintang kiri dan kanan. Bintang melihat kejadian yang menimpanya hanya senyum smirk saja tanpa ingin melawannya.
“Woi, ada apa nih?” Tanya Astrea yang tiba-tiba muncul dan dengan sengaja menabrakkan nampan baksonya ke tubuh Starla. Trea sedikit menaikan bibirnya. Ia tersenyum dalam batinya ketawa ketiwi. 
“Shit... gue jadi basah, sialan!” Umpat Starla.
Astrea, Bintang dan Bulan hanya menahan ketawa mereka dengan senyum. Bintang ingin tertawa meledak tapi keinginan itu ia urungkan. Dia belajar untuk dan menguasai keadaan saat ini. Analisis kawan dan lawanlah menurutnya. Astrea sedari tadi menahan hampir saja tawanya meledak. Kalo Bulan sih dia senyum saja.
Di sisi seberang Geng Angkasa cs. melihat kejadian itu hanya terheran. Kenapa ada keributan di pojokan Kantin ini.
“Bro ada apa tuh?” Tanya Guntur pada teman-temanya.
“Weits kayaknya Ratu cabe buat ulah lagi am tu anak baru.” Seru Venus.
“Kuy! kesana liat tontonan gratis!” Kata Guntur semangat.
“Hmm.” Saut Angkasa.
Angkasa ini orangnya pendiam, meskipun ia bad boy, suka bolos dan gak segan segan sama wanita sekalipun kalau menyinggung privasinya. Teman-temannya yang mengajaknya telah jauh berada di depannya, ia mengikuti temannya dengan langkah terpaksa. Mungkin ia melihat hiburan sedikit saja.
“Eh lu sengaja kan? liat baju gue kotor! Gantiin nih baju gue!” Bentak Starla pada Trea.
“Ups sorry! Gue gak tau ada lo! Ngalangin jalan sih!” Kata Trea dengan nada dibuat polos.
Tangan Starla mengerat hingga jari jemarinya memutih. Terlihat dia sedang menyumpah serapahi Bintang and the gengs. Dia terlihat tidak terima. Starla merasa dipermalukan. Awas aja lo ntar Tang! Batin Starla berkecamuk.
“Hei-hei gadis-gadis cantik ada apa ini?” Tanya Guntur yang mencoba berdiri diantara perseteruan dua kubu tersebut.
“Lo gak usah ikut campur dah, Gun!” Cerca Claudina.
“Eh Angkasa, mau ngajak gue makan kan?” Tanya Starla dengan percaya dirinya.
Angkasa yang mulai didekati Starla hanya menautkan alisnya sebentar. Ia mencoba melihat keadaan yang terjadi sebelumnya. Ia melirik anak baru itu sebentar. Seperti ia mengenal di masa lalunya dulu. Entah apa yang ada dipikirannya. Ia melihat sesuatu yang tak familiar. Sedetik tatapan keduanya saling bertautan. Hingga suara Trea mengajak Bintang dan Bulan meninggalkan tempat tersebut.
“Gaes yuk cabut! Unfaedah disini sama ratu cabe ato terong-terongan itu.” Ajak Trea sambil menggeret kedua temannya itu.
Setelah itu Bintang dan kawannya pergi meninggalkan terong-terongan sebut aja ratu cabe itu yang mendekat terus dengan Angkasa. Sedangkan Angkasa sendiri yang risih itu pergi meninggalkan ratu cabe alias terong-terongan itu. Bel berbunyi mereka berpencah dengan sendirinya. Siswa siswi di SMA itu telah pergi meninggalkan kantin.



Cerita selanjutnya ...

1 komentar:

Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!