Surat untuk Tuan Pemantik Kata
Gemeriak mengusik sepi
Melalui celah nurani ada yang bersembunyi
Menilik tiap lekuk tangis yang disimpan sendiri
Bibir terucap manis seakan ia menyakinkan diri
Ah elok nian, Tuan
Bermanja dengan kata lupa pada Dinda
Seakan kata sudah mampu membuatnya bahagia
Tak sadar lagi jika ia sedang bermain lara
Tuan?
Apakah kau lupa, jika tiada menyadarkan jeda
Agar semakin kritis bertindak, bukan semena
Tuan ah bukan tuan
Kau tau, Dinda anggap kau baginda raja
Tapi kau anggap Dinda seorang hamba
Pantas sekali kau campakan dan hujami luka
Dinda sudah lama menanggung derita
Tapi, kau masih saja bersuka cita
Di ambang nelangsa Dinda menykinkan diri
Seakan tak peduli perih ia memilih pergi
Pantas!
Inilah kepantasan yang harus dibawa lari
Biarkan rengekan kepulangan yang didendangkan Tuan seorang
diri
Bah!
Dengan compang camping sayatan pedih Dinda menjahit tawa
Bukan lagi ironi lagi, ini benar nyata
Selamat tinggal Tuan Kata
Tulungagung, 6 April 2020
0 Comments:
Posting Komentar
Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!