Buruknya Menunda Pekerjaan
Tidak dapat dipungkiri
menunda pekerjaaan adalah gaya hidup negatif yang sering kali dilakukan. Alasan
utama dari menunda pekerjaan adalah rasa malas. Pekerjaan yang ditunda-tunda
sering kali bukan pekerjaaan ringan bahkan pekerjaan sangat penting dan
berharga. Tetapi selalu ditunda, why? Ini hal umum tetapi bisa menjadi momok.
Satu kali menunda
pekerjaan membuat kita semakin candu untuk melakukannya lagi. Apa yang
sebenarnya bisa dilakukan ditunda untuk dilakukan besok dan besoknya lagi yang
berakhir mengerjakan saat diedline tugas datang.
Apa hasilnya? Tugas keteter, hasil minim dengan target yang ditentukan. Ini membuat seorang penunda pekerjaan atau tepatnya penulis bisa kehilangan waktu banyak dan target yang tepat.
Kalimat yang sering
terdengar saat menunda pekerjaan:
1. Ah, nanti saja!
2. Ini terlalu sulit!
3. Aku sudah tak memiliki ide!
4. Ini tidak sesuai dengan kemampuanku!
5. Aku tidak bisa!
6. Tidak ada yang dapat kutulis!
Dan kalimat lainnya yang intinya adalah tidak akan melakukan pekerjaan itu selama pekerjaan sulit dan malas yang menemani. Apakah kalimat ini buruk? YA, TENTU SAJA. Bahkan, kalimat ini memacu kegiatan negatif. Berleha-leha selama pekerjaan dibiarkan egitu saja.
Sebenarnya menunda pekerjaan juga adalah
dalam fenomena psikologi yang bernama PROKRASTINASI.
Apa itu Prokrastinasi
Prokrastinasi berasal
dari dua kata bahasa Latin. Pro dan Crastinus,
"pro" berarti forward atau dalam bahasa
Indonesia artinya "Meneruskan" dan "Crastinus" berarti belonging
to tomorrow atau dalam bahasa Indonesia "Besok". Jadi, Prokrastinasi adalah
tindakan menunda pekerjaan untuk besok. Bahkan, membuat pelaku mengerjakan hal yang tidak penting dari pada
hal penting. Dalam survey pijarpsikologi.org orang yang mengalami prokrastinasi
kronis sebanyak 20%, dan 80% prokrastinasi umum yang
dialami mahasiswa. Sungguh luar biasa, fenomena ini.
Apa yang
menyebabkan Prokrastinasi?
Penyebab fenomena
psikologi ini terjadi karena kurang motivasi dari diri sendiri. Tidak ada planning yang
tepat untuk mengerjakan pekerjaanya. Terpaku pada waktu panjang yang dikira
bisa membuatnya nanti dan nanti. Prokrastinasi terjadi juga karena
adanya "Multitasking" padahal jika kita bisa
menggunakan sebaik mungkin, multitasking bisa
membuat penulis bisa memaksimalkan waktu untuk melakukan hal banyak. Namun,
jika penulis bisa menjaga diri agar tidak teledor. Beda lagi jika penulis masih
rancu dengan yang dikerjakan. Akibatnya penulis akan menjadi switchtasking. Paling
parah akan menunda semuanya. Berakhir pekerjaan yang dikerjakan hanya
setengah-setengah.
Penyebab lainnya adaah
kurangnya regulasi diri.
Regulasi diri adalah
kemampuan seseorang mengatur perilakunya. Jika seorang penulis saja tidak bisa
mengaturnya apa yang kan terjadi? Misal dia mendapat job sebagai freelancer
writer dia mendapat tugas untuk menulis copywriting, biografi, dan creative
writing. Semua diedline pada hari yang sama. Penulis mencoba mengerjakan dalam
satu waktu, di tengah penulisan adanya writing block. Penulis berhenti sampai
dikerjakan pada hari H. Apa hasilnya? Semua keteter dan mendapat komplain
dari client.
Penting menjaga regulasi diri agar tetap stabil
untuk memudahkan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Pekerjaan terselesaikan,
rapi, dan tak perlulah untuk mengalami strees berat akibat tertundanya
pekerjaan tersebut.
Siasat Menghadapi
Prokrastinasi
1. Jika ada hasrat untuk
menunda pekerjaan, sebelumnya perlu meningkatkan Motivasi diri, buat
target pencapaian dan konsep yang akan dikerjakan.
2. Jika itu tidak berhasil
cari mood sesegera mungkin. Kunjungi tempat-tepat yang
bernuansa adem: bukit, pantai, belakang rumah yang ada
pohonnya atau tempat yang disenangi.
3. Coba untuk membuat
manjemen waktu, pilih pekerjaan mana yang akan dilakukan terlebih dahulu.
Jangan melakukan multitasking jika tidak mampu. Itu akan
memperparah rasa malas.
Selamat mencoba!
Kata Imam Syafii " Waktu ibarat pedang. Jika kamu tak menebasnya, maka kamu sendiri yang akan tertebas.
Keren, kak.
BalasHapus