, ,

Memahami Sisi Seorang Perempuan melalui Dewi Gaytri Rajapatni


Siapa yang tidak mengenal Ibu Gayatri? Lebih dikenal Rajapatni; gelar dari Raja Wijaya. Raja pertama Majapahit, suami Gayatri.


Perempuan hebat yang bisa memberdayakan dirinya dengan baik, bisa legowo menentang ego ialah Dewi Gayatri Rajapatni. Dia mempunyai budi pakerti yang baik. Dewi Gayatri Rajapatni lambang perempuan cerdas. Pun, seorang ibu yang sukses dalam mendidik anaknya menjadi manusia arif dan budiman. Rajapatni, lebih dikenalnya. Putri Kertanegara dari Kerajaan Singosari.

Mungkin, banyak orang yang belum pernah mendengar seorang Putri Mahkota Kerajaan Singosari, putri Raja Kertanegara. Ia pun menjadi Ibu suri Kerajaan Majapahit yang amat disegani.  Saat sang suami tiada ia tak mau mengambil posisi Ratu malah menyerahkan kekuasaan kerajaan kepada anaknya. Sungguh bijak. Rajapatni tahu jika kekuasaan di kerajaan sedang berada pada perselisihan maka ia mengutus putrinya untuk menjadi Ratu di Majapahit.  Rajapatni menjadi tokoh perempuan yang diagungkan karena memiliki pangkat tertinggi dalam sebuah kerajaan. Inilah harusnya yang dijadikan dasaran bahwa “Patriaki” bukan selamanya dianut.

Seorang perempuan haruslah bisa bijak, berwibawa juga terampil. Untuk apa? Karena perempuan kelak menjadi madrasatul ula, sekolah pertama bagi anaknya. Seperti Rajapatni yang bisa menjadi madrastul ula yang baik untuk kedua putrinya. Bahkan, untuk cucunya Hayam Wuruk. Kecerdasan dan kepiawaiannya dapat membuat Kerajaan Majapahit berkembang pesat. Ia pula yang mengngkat seorang Gajah Mada yang dari golongan sudra menjadi orang kepercayaan kerajaan.

Memang benar perempuan itu adalah mahkotanya keluarga. Karena seorang perempuan menjadi simbol baik buruknya keluarga. Beban perempuan memanglah berat memegang harkat martabat keluarga. Makanya seorang perempuan yang pergi malam memiliki batas waktu. Ada kehormatan yang harus dijaga. Bukan soal keterbatasa perempuan bertindak. Bukan sama sekali.
Perempuan pula memiliki hak untuk menjadi seorang pemimpin bahkan di kursi parlemen minimal kepemimpinan perempuan berada pada 30%. Ada pula analisa bahwa ketika perempuan yang bertindak leader  dapat menjadikan apa yang dipimpinnya melonjak naik. Jadi, tidak ada salahnya seorang pemimpin itu adalah perempuan. Lebih tepatnya, jangan pesimis untuk menjadi perempuan seperti tokoh Rajapatni dalam urusan pemerinthan Kerajaan Majapahit.

Perempuan tidak bisa diidentikkan oleh kata lemah. Karena banyak perempuan yang bisa menjadi Srikandi hebat dalam zaman ini. Perempuan haruslah bisa tangguh dan kuat mengadapi cobaan. Ingat, saat ini kesetaraan gender sedang dijunjung tinggi. Gunakan kesempatan ini untuk menjadi orang hebat dan berbakat. Jadilah Tunggadewi yang perkasa seperti putri Rajapatni yang bisa menjadi Ratu di Kerajaan Majapahit.

Itulah perempuan masa kini seharusnya, bukan lagi perempuan lemah yang tertindas. Perempuan berjiwa hebat dan berbudi pekerti yang baik. Sadar akan kemampuan, optimis akan kemajuan. Sebelum itu kupersembahkan kalian sebuah puisi untuk perempuan pemberani seperti kalian.

Rajapatni Masa Kini
oleh Mya Veronica

Ialah perempuan tangguh berwelas asih
Berperangai baik, pula berpikir jernih
Bukan sosok kasar nan egois
Pula sosok bengis

Ialah perempuan masa kini
Elok langkah, bersih hati
Mulia pula cita untuk negeri
Rapatka barisan tundukkan patriarki

Ialah perempuan sejati
Cinta pada ilmu dan pengetahuan
Gerilyakan pembelajaran
Untuk anak anak negeri ini

Sebab itu kawan, jadilah perempuan yang mengabdikan dirinya untuk negeri dan agamanya. Muliakanlah akhlak bukan cuma keelokan wajah.





0 Comments:

Posting Komentar

Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!