, ,

Menulis Butuh Mental Kuat



    Menulis bisa dikatakan susah-gampang sebab menulis haruslah mempunyai kekuatan dalam dirinya agar terus melanjutkan tulisannya. Perlunya rasa percaya diri dan tekad sekuat baja tidak lembek karena urusan sepele.


    Menulis itu membangun sebuah gagasan yang terekam dalam otak tersurat lewat tulisan. Dalam proses menulis ini banyak di antara para penggagas ide mandek untuk melanjutkan apa yang sudah dimulai. Ini terjadi karena beberapa hal yang itu baik sengaja atau pun tidak. Kemandekan proses menulis bisa memakan waktu lama jika tidak ditangani. Apalagi yang bermental lemah sekali "blank" langsung bilang 'ogah nulis'. What! Jangan gitu dong! Masa mau dikalahkan oleh diri sendiri, lucu kali!

    Mental penulis akan diuji tidak hanya dari kekurangan ide, kecacatan tulisan, atau komentar pedas dari pembaca tulisan kita, mental penulis diuji dari sisi psikologinya. Saat menulis fiksi misalnya, penulis terlalu terbawa dalam dunia tulisannya sampai mental dari penulis bisa melayang dan jatuh secara bergantian, kayak jungkat-jungkit. Nyes! Nyeseknya, pooooll!

    Melalui pematangan mental penulis akan terbiasa dengan mental down. Seorang penulis tidak akan mundur untuk menuliskan tulisannya. Jangan sampai menjadi penulis pengecut, sudah melangkah, eh! Putar badan, balik kanan grak! Kan, bakal mempengaruhi karya juga.

    Bukan merampungkan tulisan, malah berakhir sebagai produsen kalimat pembuka. Soalnya isi dan penutupnya nggak pernah digarap. Ya, kali nulis cuma awalan. Kapan akan menjadi bukunya? Target, mana target!

    Sebelum mengalami perubahan mental yang bisa turun drastis, perlu penekanan pada diri penulis, persiapan juga diperlukan, setiap ide yang ada ditulis jangan dibiarkan terbang begitu saja, perlu pemahaman jika menulis pun masih bisa salah, gunakan editing untuk meneruskan. Ingat penulis itu harus tahan banting, harus kuat mental agar bisa menjadikan karyanya dalam sebuah buku.

Cara membuat penulis bermental baja nan kuat sangat:
  1. Persiapan diri haruslah matang, kekuatan mental, tahan cobaan, siap menerima saran, tidak cengeng,berlapang dada. Terpenting ingat "Manusia itu tempat salah dan lupa", percaya diri tapi jangan over, sampai nggak mau menerima masukan.
  2. Persiapan materi, ya dong harus punya materi. Jika ada kritikan bisa dijawab dengan materi agar tahu dimana penyimpangan terjadi.
  3. Persiapan lingkungan. Bangun lingkungan yang kondusif. Peerbanyak relasi, jangan berdiam diri, mana dapa pengaman jika cuma di titik yang tetap nggak mau melangkah. Ya, kelus nulis ga butuh arahan tau saran.


2 komentar:

Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!