Pencapaian Ramadan Kali Ini Selama Masa Pandemi

    


Ini sudah menjadi Ramdan ke-30, hari terakhir di Bulan Ramadan kali ini. Banyak suka dan duka datang. Kesedihan, kebahagian seakan terlewati begitu saja. Ada yang disangka-sangka dan tak dikira-kira selama satu bulan penuh.


    Ramadan kali ini masih sama dengan tahun kemarin, bergelut dengan pandemi yang menyerang negeri. Masih berkutat berjuang melawan wabah yang tak kunjung reda. Kematian akibat wabah masih saja menghantui. Garda terdepan para petugas kesehatan banyak yang gugur. Masyarakat yang sudah menjaga protokol pun juga gugur.


Dua tahun lamanya berjuang, berharap wabah hilang dengan cepat. 

Meskipun wabah datang di tengah Ramadan, tak membuat kita untuk mengurangi tingkat kekusyu'an dalam beribadah bukan?


    Wabah bukan lagi penghalang untuk beribadah selama Ramadan. Masih banyak yang bisa dilakukan selama Ramadan. Mengaji melalui media yang disediakan pihak-pihak tertentu karena pematasan peserta. Pembagian sedekah, takjil, menjaga diri mematuhi protokol kesehatan, mengaji di rumah, membantu orang tua. Ini adalah contoh kegiatan yang bisa dilakukan selama pandemi.


Lalu, apa saja yang sudah kalian lakukan Ramadan kali ini selama pandemi?

Sudahkah melaksanakan apa yang sudah kamu rencanakan?


    Jika belum, di hari terakhir ini jadikan Ramadanmu penuh khidmat. Masih belum terlambat untuk menuntaskan Ramadan yang menjadi terakhir di bulan ini. Bersedekah, berinfaq, membaca alquran bisa menjadi pilihanmu untuk beramal.


Apa yang Sangat Disayangkan Ramadan Kali Ini? 


    Banyak hal yang mungkin menjadi kendala Ramadan kali ini tidak terlalu meriah. Sebab pandemi pelarangan mudik dan berkumpul bersama keluarga dibatasi. Hanya bisa bersua lewat telepon genggam. Meski tidak meriah, tetap saja Ramadan kali ini harus disyukuri dan disikapi dengan bijak. Menemui Ramadan saja sudah merupakan anugerah bagi kita. Sebab kita tidak akan tahu kapan kita meninggalkan dunia ini.

    Selain larangan mudik, yang dulu biasanya ada namanya pasan (Berada di pondok pesantren, mengikuti aturan pondok pesantren selama Ramadan dan mengaji kitab bersama santri di pondok pesantren) kini diganti dengan online. Hanya mengaji kitab melalui media YpuTube dan Instagram  yang disediakan oleh pihak pesantren.

    Terawih dengan kapasitas yang terbatas, karena adanya protokol kesehatan. Tidak semua jamaah bisa melaksanakan tarawih di masjid. Pembatasan peserta jamaah menjadi alasan utamanya. Hingga sholat tarawih bersama keluarga inti di rumah menjadi pilihannya.

    Kegiatan kumpul bersama, reuni dibatasi, meski kebanyakan dari masyarakat masih saja melakukan kumpul bersama teman atau reuni tanpa mengindahkan anjuran pemerintah. Kadang peraturan memang dianggap sebagai hal yang bisa dilanggar. Padahal tidak seperti itu konsepnya. Peraturan ada untuk menertibkan.

Apa yang Diharapkan Ramadan Tahun Selanjutnya?

    Jika masih bisa menemui Ramadan tahun depan pastinya akan berharap bahwa wabah segera usai. Menginginkan bisa menimati Ramadan dengan penuh khidmat dan suasana Ramadan lebih terasa.

    Tidak hanya dikalangan kita sendiri, untuk Negara Palestina yang sedang terjajah berharap lekas merdeka. Hingga bisa melaksanakan Sholat Tarawih di Masjidil Aqsa dengan khusyu' tanpa ada ketakutan terkena tembakan oleh tentara Israel. Bahkan dunia mengecam tindakan penyerangan selama Palestina mengadakan Sholat Tarawih.

    Ramadan tahun selanjutnya, agar bisa kumpul dengan keluarga merayakan hari kemenangan dengan meriah dan bersilaturahmi dengan sanak saudara. Sudah dua tahun pembatasan silaturahmi selama lebaran dibatasi hanya sedesa sendiri akibat pandemi yang ada.



Cukuplah Ramadan ini penuh duka dan ketabahan, berharap Ramadan selanjutnya penuh kekhidmatan dan kebahagiaan.

0 Comments:

Posting Komentar

Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!