, ,

Bicara Hati: Bukan Hanya Tentang Rasa, Juga Logika




 Halo, pembaca "Obral Kata Veve"!

    Setelah sekian lama tak muncul dengan pembahasan merah jambu, kini, kita akan membahas kembali. Hahaha ... bicara hati, apa yang kalian pikirkan? Hati ... berkaitan rasa, cinta, bahagia, lara, kasih sayang. Ah! Utamanya selalu dikaitkan oleh perasaan yang berbunga dan terluka. Jatuh cinta dan patah hati. Benar-benar klasik, bukan?


    Jika biasanya hati hanya berurusan dengan perasaan yang cukup membuat kita geleng kepala, tetapi hati juga akan berkaitan dengan logika. Bagaimana lagi, mencintai orang akan serumit itu. Bersikap bodoh, dan hanya tau bagaimana hati merasa hanya akan menambah luka ketika penghianatan datang. Merasa paling tersakiti, padahal bisa saja luka itu kau hindari ketika logika juga mengikuti jalannya rasa. Jangan salah sangka, rasa tak bisa dikendalikan. Tetap bisa, kok! Pengendalian rasa tergantung bagaimana kita meminta pada Sang Pencipta, Maha Pembolak-balik hati, yang mengetahui seluruh isi hati manusia.


Pernah dengar?

    "Dalamnya hati hanya Tuhan dan kita sendiri yang tahu"

    Tetapi masalahnya, kadang kita sendiri saja masih susah untuk menentukan apa yang tepat untuk hati, masih dibingungkan oleh ramainya hati dan gejolak-gejolak yang ada. Karna itu, perlu adanya logika berjalan membantu menemukan hal yang tepat untuk bertindak. Bukan hanya mengikuti perasaan yang fana ini, tetapi juga sesuai logika agar tak salah menilai.




    Hatimu, memang milikmu. Tetapi mengapa kau sendiri tak memahaminya? Selalu ada gundah dan bimbang yang meracunimu. Selalu ada pilihan yang membuat kamu ragu. Banyak suara kau dengarkan sampai lupa keinginan sendiri. Hatimu memang milikmu, dan yang kau rasakan memang rasamu. Kamu bisa memilih mana yang tepat bagimu, sebab kau bisa menggunakan logikamu untuk berpikir.


    Ingat, jangan sampai rasamu yang masih bingung membuat dirimu semakin melara dan tubuh fisikmu semakin mengikis. Kamu tau mau sakit hanya karena cinta bukan? Cinta memang butuh pengorbanan tapi bukan pengorbanan diri sendiri yang hanya kamu saja yang menjalaninya. Benar, cinta dan rasa itu saling terkait, kok. Hati-hati menetapkan rasa, salah sangka membuatmu semakin sengsara. Biarkan logika juga memberikan jawaban yang tepat padamu agar tak terluka. 





    Seiramakan pikiran dan hatimu, beri mereka waktu untuk mengolah bersama agar saling memahami. Biarkan mereka saling menyadari jika keduanya terkait, meski kadang harus salah satu yang bertindak antara logika dan rasa. Itu tak apa. Kamu pengendali keduanya, bukan keduanya yang mengendalikan dirimu.


    Cintamu milikmu, tapi logikamu terus berjalan. Jangan menjadi bodoh dan menyesali apa yang kau lakukan hanya karena mengandal rasa dan egomu. Berpikirlah sebelum bertindak, olah secara matang mana yang baik bagimu dan bukan. Sebenarnya kamulah penentu rasa, dan Tuhan-lah Maha Pembolak-balik Rasa. Dekatkan diri pada Yang Kuasa, agar kau bahagia. 

0 Comments:

Posting Komentar

Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!