Lomba Pidato/Khitobah? Ini yang Harus diperhatikan!

  


   Hai, semuanya! Jumpa lagi dengan Obral Kata Veve! Kali ini akan membahas tentang apa-apa saja yang harus diperhatikan saat berpidato/khitobah. Umumnya ini akan diperhatikan secara jeli ketika dalam perlombaan. Sebelumnya, apa itu pidato dan khitobah? Hampir sama namun berbeda bidang jika pidato lebih umum pembahasannya, sedang khitobah lebih khusus. Kebanyakan khitobah pembahasannya dalam hal keagaamaan. Apa sebenarnya keduanya ini? Ya, keduanya adalah sebuah aktivitas dalam berbicara atau pun berorasi di depan umum guna menyampaikan pendapat dari apa yang telah dituliskannya. Tidak hanya sebuah pendapat juga sering disertai fakta dan informasi jelas bukan sekadar hoax semata.

    Sering kali aktivitas seperti ini dijadikan sebuah lomba guna melatih skill dalam berpidato atau ber-khitobah. Karna skill/kemampuan ini bermanfaat dalam hal public speaking. Contohnya seorang pendakwah yang perlu memiliki skill berkhitobah, dan orator yang pandai dalam berpidato.

Lantas, apa saja hal yang harus diperhatikan dalam berpidato atau khitobah?

  1. Penempatan diri saat berpidato/khitobah di depan umum. Tempatkan diri di tengah yang bisa dilihat oleh orang banyak dan juga bisa melihat seluruh peserta dan pendengar saat berpidato/khitobah. Jangan berada di pojokan dan ke samping. 
  2. Atur kondisi. Jangan gupuh/grogi jika sudah berada di panggung atau tempat berpidatu/khitobah. Rileks-kan diri. Atur napas. Tarik napas pelan-pelan, lalu keluarkan pelan-pelan. Yakinkan diri jika kamu mampu. Sebisa mungkin kamu harus tenang. Karna itu mempengaruhi saat kamu berbicara, kadang juga bisa membuatmu blank di tempat.
  3. Usahakan saat khitobah awali dengan salam bukan bismillah. Sebab, salam adalah awal sapaan yang tepat.
  4. Perhatikan tempo dalam berbicara, jangan terlalu cepat dan jangan terlalu lambat. Terlalu cepat akan membuat pendengar susah mengerti dan terlalu lambat membuat pendengar bosan. 
    Kecepatan berbicara ini akan dipengaruhi di mana kita berpidato/kithibah.  Jika kita di dalam ruangan tertutup kecepatannya 90-100 kata per menit. Jika kita berada di ruangan terbuka, kecepatannya 100-120 kata per menit.
  5. Kuasai forum dengan maksimal, Lihat pojok kiri sampai kanan. Buatlah semua pendengar memperhatikan kamu saat berpidati/khitobah.
  6. Jika tidak hafal apa yang diucapkan atau ditulis, jangan sampai berhenti dengan jeda lama. Improvisasikan dengan bertanya di forum atau pendengar. Ini akan terlihat seperti mengajak pendengar berbicara dengan kita.
  7. Strategi dalam berimprovisasi: Bisa melalui kuis berhadiah, bercerita, atau sholawat. 
  8. Tambahkan humor saat berpidato/khitobah. Ini digunakan untuk mempengaruhi suasana di dalam forum agar sedikit ringan dan tidak kaku.
  9. Berikan tekanan ketika berpidato/khitobah  pada kata-kata yang sensimental atau penting agar lebih didengarkan oleh pendengar dalam forum itu.
  10. Pidato/khitobah yang bagus adalah yang memiliki data-data lengkap dan terpercaya. Sajikan data kuat juga contoh di kehidupan sehari-hari.
  11. Dalam berpidato ada dua skill  yang diperhatikan: Social Skill (Kemampuan dalam berbicara dan cara mengatakannya kepada pendengar yang mana bisa mengajak mereka ikut serta dalam aktivitas berpidatokgitobah), dan Semantic Skill (Kemampuan mengolah bahasa sehingga bisa dipahami oleh orang).
Berpidato/khitobah adalah sebuah seni mempengaruhi. Karna kita memberikan data dan opini kita agar bisa didengar bahkan dipahami oleh pendengar. Perlulah kita melatih secara terus menerus. Bahkan, Bung Karno untuk berpidato saja berlatih sampai tidak tidur.


 

Terus membaca untuk memperoleh ilmu yang mumpuni, kemampuan menulis, membaca, dan berbicara adalah suatu kesatuan yang tidak bisa ditinggal salah satunya. Ketiganya saling mempengaruhi. Selamat mencoba. Semoga kalian bisa menjadi orator ulung!

0 Comments:

Posting Komentar

Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!