, ,

Cintamu Tak Lagi Semanis Dulu, Sayang!

 



Jika dulu kamu puja diriku begitu megah sampai kauberikan segala kabar yang kadang tak pernah kutanyakan, kini kamu berganti sedingin es batu. Tak pernah sekalipun kamu memberiku kabar. Menanyakan kabar tentang dirimu hanyalah pekerjaan sia-sia. Centang birumu dulu yang selalu berbalas kini berganti centang biru tanpa balas. Kadang juga malah berwarna abu-abu yang membuatku kelu.


Aku tahu, ini terlalu norak bagimu. Pemberian kabar saban hari hanya membuatmu semakin terkekang. Padahal kau tahu, bukan? Jika hubungan tanpa komunikasi akan berubah menjadi sebuah prasangka. Mengertilah engkau, jika satu hari tanpa kabarmu selalu membuatku bertanya. Bagaimana keadaanmu? Apakah hari ini kamu mengalami kesulitan? Atau ada cerita apa dalam satu hari ini. Aku ingin mendengarkan segala ceritamu itu yang begitu berekspresi dengan ragam emosi.


Sayang, jangan marah! Jika aku selalu memberimu pesan tentang pertanyaan keadaanmu juga tentang kabarku hari ini. Aku hanya ingin membuatmu lega atas segala kegiatan yang telah kulakukan. Bila kamu akan khawatir akan sirna mendengar segala penuturanku. Tetapi, sayang. Mengapa kau tak pernah membalasnya. Apakah rasamu mulai meluntur. Apakah cintamu padaku sudah mengkabur hingga cintamu tak lagi semanis dulu.

 

Ah, sudahlah Sayang! Jika kamu selalu begini, biar aku yang mencoba untuk berjuang. Tentang hatimu kini aku memang sudah tak tahu lagi. Bagaimana pun prasangka selalu membuatku ragu akan keseriusan ucapanmu dulu. Aku tahu jika kau hari ini sedang berusaha mengejar segala hal yang kita butuhkan nanti. Meskipun begitu, bisakah kau ceritakan lelahmu? Apa yang kau pendam aku ingin sekali mengetahuinya, tapi untuk hal tertentu memang tak bisa dipaksakan, bukan? Aku akan tetap menunggumu menjelaskan. Aku tetap menunggumu bercerita tentang segala peritiwa yang kamu alami, tentang segala keinginan yang ingin kau capai. Aku menunggumu benar-benar menunggumu meski rasanya hubungan ini tak semanis dulu.


Orang-orang selalu berkata kepadaku, Sayang. Jika cinta manis dalam usia dewasa sudah tak diperlukan terpenting pengertian. Padahal pengertian yang saling mengerti juga termasuk cinta manis, kenapa itu tak bisa dipahami oleh mereka? Kenapa aku selalu dianggap sebagai pengacau hubungan kita? Niatku hanyalah komunikasi dalam hubungan kita agar tak putus.





0 Comments:

Posting Komentar

Salam cinta, mari berdiskusi di kolom komentar!